Spekulasi Pemangkasan Fed Fund Rate Bikin Dolar AS Lemas

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
11 June 2019 21:19
Dolar Amerika Serikat (AS) masih tanpa tenaga pada Selasa (11/6/19) akibat spekulasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed).
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Amerika Serikat (AS) masih tanpa tenaga pada perdagangan Selasa (11/6/19) akibat spekulasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed).

Pada pukul 21:00 WIB, indeks dolar berada di level 96,78 atau nyaris tidak berubah dari penutupan perdagangan Senin (11/5/19) kemarin di level 96,76, melansir data dari Refinitiv. Indeks ini sering digunakan untuk mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang lainnya. 



Pekan depan The Fed akan mengadakan rapat kebijakan moneter, dan kemungkinan besar suku bunga 2,25%-2,5% masih akan dipertahankan. Hal itu tidak menurunkan spekulasi Bank Sentral AS tersebut akan memangkas suku bunga sebanyak tiga kali tahun ini.

Berdasarkan data dari perangkat FedWatch milik CME Group, pelaku pasar melihat The Fed masih akan mempertahankan suku bunga dengan probabilitas sebesar 84,2%. Namun pada bulan Juli, probabilitas suku bunga akan dipangkas 25 basis poin menjadi 2%-2,25% sebesar 66,7%.

Spekulasi Pemangkasan Suku Bunga Buat Dolar Tak BertenagaGrafik: Probabilitas Suku Bunga The Fed Bulan Juli
Sumber: CME Group

Hasil rapat kebijakan dari para pembuat kebijakan The Fed atau Federal Open Market Committee (FOMC) bisa jadi akan memberikan kejelasan apakah suku bunga akan segera dipangkas ataukah masih akan menunggu indikator-indikator ekonomi terbaru dari Negeri Paman Sam.

Meningkatnya probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed membuat para investor meningkatkan kepemilikan terhadap mata uang lainnya. Kepemilikan euro dilaporkan mencatat kenaikan mingguan terbesar dalam sembilan bulan terakhir, melansir CNBC International.

Euro merupakan lawan terberat mata uang Paman Sam yang berkontribusi sebesar 57,6% dalam membentuk indeks dolar.

Selain The Fed, Konferensi Tingkat Tinggi G20 juga menjadi fokus pelaku pasar, dengan pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jiping menjadi headline. Masa depan perang dagang akan ditentukan pada pertemuan tersebut.

Dalam wawancara via telepon di acara Squawk Box yang disiarkan CNBC International, Trump mengancam akan menaikkan bea impor dari China jika Xi tidak hadir di Jepang. Trump juga memberikan kesan memaksa China untuk segera menandatangani kesepakatan dagang dengan mengatakan "mereka (China) harus melakukan itu".

Presiden AS ke-45 ini pada pekan lalu mengatakan hasil pertemuan G20 akan menentukan langkahnya apakah akan kembali menerapkan bea masuk dari China dengan total nilai impor US$ 300 miliar.

"Pertemuan itu kini menjadi pusat perhatian pasar finansial dalam beberapa hari ke depan" kata Simon Derrick, ahli strategi mata uang di BNY London, melansir CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap) Next Article Ekonomi AS Makin Terpuruk, Euro Berbalik Menguat 0,5%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular