
Top! Invest di Microsoft Rp 12 Juta, Cuan Rp 883 Juta
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
11 June 2019 16:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan teknologi kenamaan dunia, Microsoft Corporation (MSFT) berhasil mencetak rekor harga saham terbaru pada perdagangan Senin kemarin (10/6/2019) di Bursa Nasdaq, Amerika Serikat (AS).
Raksasa teknologi yang didirikan oleh Bill Gates dan Paul Allen tersebut menutup perdagangan di harga US$ 132,6 per saham atau setara dengan Rp 1,88 juta (asumsi kurs Rp 14.200/US$). Level ini merupakan harga saham tertingginya sepanjang sejarah perusahaan tersebut masuk bursa 33 tahun silam.
Alhasil kapitalisasi pasar perusahaan berhasil menembus level di atas US$ 1,02 triliun, semakin jauh mengungguli Amazon (US$ 916,05 miliar), Apple (US$ 886,08 miliar), dan Alphabet (US$ 750,82 miliar).
Baru-baru ini Microsoft mengumumkan akan merilis penerus dari konsol permainan Xbox yang diberi nama Project Scarlett. Perusahaan techno yang berbasis di Washington tersebut menyampaikan bahwa konsol permainan terbaru itu akan mulai diperkenalkan pada akhir tahun 2020 dengan harga US$ 179,99, dilansir CNBC International.
Sentimen rekor harga saham Microsoft ini juga dikerek kinerja yang positif. Melansir laporan keuangan perusahaan, pada 9 bulan pertama tahun fiskal 2019, Microsoft berhasil meraup keuntungan hingga US$ 26,05 miliar atau sekitar Rp 370 triliun, naik lebih dari tiga kali lipat (238,44% YoY) dibandingkan periode yang sama tahun fiskal sebelumnya.
Padahal total pendapatan untuk periode tersebut hanya tumbuh 3,34% secara tahunan menjadi US$ 48,97 miliar atau sekitar Rp 695 triliun. Alhasil marjin yang dikantongi perusahaan melesat dari 16,26% menjadi 53,21%.
Dengan performa yang demikian ciamik, wajar saja jika pelaku pasar tergiur untuk mengoleksi saham Microsoft dalam portofolio mereka.
Lalu sebenarnya bagaimana kinerja harga saham perusahaan sejak penawaran perdana (IPO) di tahun 1986.
Berdasarkan tabel di atas, jika berinvestasi katakanlah sebesar US$ 10.000 atau setara Rp 142 juta, setidaknya sejak awal tahun ini, maka investor sudah mampu mengantongi cuan setara Rp 43,38 juta. Hanya dalam waktu kurang dari 6 bulan, sekitar 30,55% dana investasi sudah kembali. Wow...
Bahkan bila investasi dimulai sejak Microsoft menjadi perusahaan publik, maka imbal hasil yang diraup investor lebih dari 6 kali lipat 531,43% dengan catatan belum ada penyesuaian kurs.
Patut diingat, terdapat faktor risiko selisih nilai tukar ketika berinvestasi pada saham dengan denominasi selain rupiah, di mana selisih nilai tukar tersebut dapat mengikis atau mendongkrak imbal hasil yang diperoleh.
Nah, bagaimana jika memasukkan asumsi apresiasi dolar terhadap rupiah di tahun tersebut?
Dengan harga saham perdana Microsoft yakni US$ 21/saham saat IPO, maka dengan dana misalnya US$ 10.000 maka investor mendapatkan 476 saham. Saat tahun 1986 kurs dolar AS masih sekitar Rp 1.282 (mengacu data FX.sauder.ubc.ca), maka dengan besaran dana itu setara dengan Rp 12,83 juta saat itu.
Dengan demikian, ketika harga saham Microsoft di US$ 132,6/saham sesuai harga rekor, maka nilai 476 unit saham Microsoft (tanpa ada pembelian saham lagi), maka nilainya pada saat ini mencapai US$ 63.117 atau dengan kurs saat ini Rp 14.200 berarti senilai Rp 896 juta. Secara rupiah, nilai dana investor melonjak 6.891% atau 69 kali lipat atau cuan Rp 883 juta.
Jika tetap menghitung secara dolar yakni US$ 10.000 ke US$ 63.117, maka nilainya naik 531%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas) Next Article Ketika Duit Rp 12 Juta, Cuan Rp 883 Juta di Saham Microsoft
Raksasa teknologi yang didirikan oleh Bill Gates dan Paul Allen tersebut menutup perdagangan di harga US$ 132,6 per saham atau setara dengan Rp 1,88 juta (asumsi kurs Rp 14.200/US$). Level ini merupakan harga saham tertingginya sepanjang sejarah perusahaan tersebut masuk bursa 33 tahun silam.
Alhasil kapitalisasi pasar perusahaan berhasil menembus level di atas US$ 1,02 triliun, semakin jauh mengungguli Amazon (US$ 916,05 miliar), Apple (US$ 886,08 miliar), dan Alphabet (US$ 750,82 miliar).
Sentimen rekor harga saham Microsoft ini juga dikerek kinerja yang positif. Melansir laporan keuangan perusahaan, pada 9 bulan pertama tahun fiskal 2019, Microsoft berhasil meraup keuntungan hingga US$ 26,05 miliar atau sekitar Rp 370 triliun, naik lebih dari tiga kali lipat (238,44% YoY) dibandingkan periode yang sama tahun fiskal sebelumnya.
Padahal total pendapatan untuk periode tersebut hanya tumbuh 3,34% secara tahunan menjadi US$ 48,97 miliar atau sekitar Rp 695 triliun. Alhasil marjin yang dikantongi perusahaan melesat dari 16,26% menjadi 53,21%.
Dengan performa yang demikian ciamik, wajar saja jika pelaku pasar tergiur untuk mengoleksi saham Microsoft dalam portofolio mereka.
Lalu sebenarnya bagaimana kinerja harga saham perusahaan sejak penawaran perdana (IPO) di tahun 1986.
![]() |
Berdasarkan tabel di atas, jika berinvestasi katakanlah sebesar US$ 10.000 atau setara Rp 142 juta, setidaknya sejak awal tahun ini, maka investor sudah mampu mengantongi cuan setara Rp 43,38 juta. Hanya dalam waktu kurang dari 6 bulan, sekitar 30,55% dana investasi sudah kembali. Wow...
Bahkan bila investasi dimulai sejak Microsoft menjadi perusahaan publik, maka imbal hasil yang diraup investor lebih dari 6 kali lipat 531,43% dengan catatan belum ada penyesuaian kurs.
Patut diingat, terdapat faktor risiko selisih nilai tukar ketika berinvestasi pada saham dengan denominasi selain rupiah, di mana selisih nilai tukar tersebut dapat mengikis atau mendongkrak imbal hasil yang diperoleh.
Nah, bagaimana jika memasukkan asumsi apresiasi dolar terhadap rupiah di tahun tersebut?
Dengan harga saham perdana Microsoft yakni US$ 21/saham saat IPO, maka dengan dana misalnya US$ 10.000 maka investor mendapatkan 476 saham. Saat tahun 1986 kurs dolar AS masih sekitar Rp 1.282 (mengacu data FX.sauder.ubc.ca), maka dengan besaran dana itu setara dengan Rp 12,83 juta saat itu.
Dengan demikian, ketika harga saham Microsoft di US$ 132,6/saham sesuai harga rekor, maka nilai 476 unit saham Microsoft (tanpa ada pembelian saham lagi), maka nilainya pada saat ini mencapai US$ 63.117 atau dengan kurs saat ini Rp 14.200 berarti senilai Rp 896 juta. Secara rupiah, nilai dana investor melonjak 6.891% atau 69 kali lipat atau cuan Rp 883 juta.
Jika tetap menghitung secara dolar yakni US$ 10.000 ke US$ 63.117, maka nilainya naik 531%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas) Next Article Ketika Duit Rp 12 Juta, Cuan Rp 883 Juta di Saham Microsoft
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular