Inflasi Volatile Food Tinggi, BPS: Wajar di Bulan Ramadan

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
10 June 2019 16:50
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi di Mei sebesar 0,68%.
Foto: Ilustrasi suasana pasar tradisional (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi di Mei sebesar 0,68%. Inflasi ini lebih tinggi dibandingkan Mei 2018 sebesar 0,21% dan April 2019 yang hanya 0,44%.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan penyebab utama inflasi adalah kenaikan harga hampir diseluruh bahan pangan. Bahkan dari 82 kota pantauan BPS, 81 mengalami inflasi dan hanya 1 kota yang deflasi.

Kemudian inflasi bergejolak atau volatile food juga tercatat tinggi sebesar 2,18% dengan andil 0,43%. Sedangkan inflasi inti hanya 0,27% dengan andil 0,16% dan inflasi harga diatur pemerintah tercatat 0,48% dengan andil 0,09%.

Suhariyanto menjelaskan, inflasi volatile food di Mei sangat wajar, apalagi mengingat ini adalah bulan Ramadan ketika konsumsi masyarakat biasanya meningkat. Selain itu, inflasi volatile food saat ini masih masih dalam batas aman proyeksi Bank Indonesia.


"Target BI kan di volatile food itu 4,5%, jadi kalau year to date (ytd) sekarang 0,48%. Ini wajar karena ini Ramadan dan permintaan meningkat. Ini disebabkan permintaan volatile food," jelas Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Senin (10/6/2019).

Menurutnya, meski inflasi dari volatile food tinggi, tapi masih ada beberapa bahan pangan yang mengalami penurunan. Selain itu, ia sangat yakin di bulan Juni, inflasi akan lebih rendah dari saat ini.

"Sebenarnya, hanya ada beberapa komoditas utama yang sebenarnya dominan inflasi, yang lainnya sebenarnya tipis-tipis. Dan saya yakin di bulan berikutnya akan menurun."

Saksikan video mengenai penyumbang inflasi Mei berikut ini.

[Gambas:Video CNBC]


(prm) Next Article Inflasi Mei 2019 0,68%, di Atas Ekspektasi Pasar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular