
Cabai Merah Sampai Tiket Pesawat Jadi Biang Kerok Inflasi
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
10 June 2019 12:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang Mei 2019 terjadi inflasi 0,68%. Sedangkan untuk secara tahunan tercatat 3,32% atau masih dalam target sasaran pemerintah dikisaran 3,5%.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, dari 7 kelompok pengeluaran, penyebab utama inflasi karena bahan makanan serta makanan jadi hingga transportasi.
Tingkat Inflasi bahan makanan tercatat 2,02% dengan andil 0,43%, kemudian makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau inflasi 0,56% dengan andil 0,10%, dan selanjutnya transportasi 0,54% dengan andil 0,10%.
"Untuk bahan makanan inflasi 2,02% andil 0,43%. Komoditas dominan berikan inflasi yaitu, kenaikan cabai merah 0,10%, daging ayam ras 0,05%, bawang putih 0,05%, ikan segar 0,04%. Selebihnya komoditas sayuran kecil-kecil kontribusinya hanya 0,01% tapi beraneka ragam sayuran seperti kelapa, pepaya dan sebagiannya. Jadi kenaikan ini wajar," ujarnya di Gedung BPS, Jakarta, Senin (10/10/2019).
Menurutnya, kenaikan harga pangan ini sangat wajar untuk bulan Ramadan yang memang pasti ada banyak permintaan. Namun, masih ada beberapa bahan pangan yang mengalami deflasi.
"Ada andil deflasi, bawang merah andil 0,04% karena terjadi panen raya di Brebes sehingga turun harga di 51 kota IHK, harga beras turun sehingga sumbang inflasi 0,02%," jelasnya.
Sementara itu, untuk makanan jadi yang menyumbang inflasi adalah kenaikan harga nasi dan lauk pauk dengan andil 0,01%. Kemudian rokok filter dan juga gula andil 0,01%.
Sedangkan untuk perumahan inflasinya relatif aman sebesar 0,06% dengan andil 0,02%. Kemudian Sandang 0,45% dengan andil 0,02% dan seluruh sub kelompok ini alami peningkatan.
Untuk kesehatan dan pendidikan sumbang inflasi masing-masing 0,18% dan 0,03%. Selanjutnya transportasi mengalami inflasi untuk semua tarif angkutan kota baik udara maupun Kereta Api.
"Yang dominan adalah tarif angkutan kota karena permintaan pulang kampung tinggi dengan andil 0,04%, angkutan udara dan kereta api masing-masing andil 0,02%. Jadi sesuatu yang wajar karena kan harga tiket mahal," ujarnya.
(dru) Next Article Live Now! BPS Beberkan Tingkat Inflasi Agustus 2019
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, dari 7 kelompok pengeluaran, penyebab utama inflasi karena bahan makanan serta makanan jadi hingga transportasi.
Tingkat Inflasi bahan makanan tercatat 2,02% dengan andil 0,43%, kemudian makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau inflasi 0,56% dengan andil 0,10%, dan selanjutnya transportasi 0,54% dengan andil 0,10%.
Menurutnya, kenaikan harga pangan ini sangat wajar untuk bulan Ramadan yang memang pasti ada banyak permintaan. Namun, masih ada beberapa bahan pangan yang mengalami deflasi.
"Ada andil deflasi, bawang merah andil 0,04% karena terjadi panen raya di Brebes sehingga turun harga di 51 kota IHK, harga beras turun sehingga sumbang inflasi 0,02%," jelasnya.
Sementara itu, untuk makanan jadi yang menyumbang inflasi adalah kenaikan harga nasi dan lauk pauk dengan andil 0,01%. Kemudian rokok filter dan juga gula andil 0,01%.
Sedangkan untuk perumahan inflasinya relatif aman sebesar 0,06% dengan andil 0,02%. Kemudian Sandang 0,45% dengan andil 0,02% dan seluruh sub kelompok ini alami peningkatan.
Untuk kesehatan dan pendidikan sumbang inflasi masing-masing 0,18% dan 0,03%. Selanjutnya transportasi mengalami inflasi untuk semua tarif angkutan kota baik udara maupun Kereta Api.
"Yang dominan adalah tarif angkutan kota karena permintaan pulang kampung tinggi dengan andil 0,04%, angkutan udara dan kereta api masing-masing andil 0,02%. Jadi sesuatu yang wajar karena kan harga tiket mahal," ujarnya.
(dru) Next Article Live Now! BPS Beberkan Tingkat Inflasi Agustus 2019
Most Popular