
Terus Pimpin Top Gainers, TKIM Sudah Cuan 64,29%
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
10 June 2019 15:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham anak usaha Grup Sinarmas, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) kembali melanjutkan relinya pada perdagangan awal pekan, Senin (10/9/2019).
Hingga berita ini dimuat harga saham perusahaan melesat 12,75% menjadi Rp 11.500/unit saham dan berhasil membuat emiten kertas tersebut menjuarai klasemen top gainers hari ini. Selain itu, perolehan tersebut merupakan harga tertinggi semenjak 28 Maret 2019.
Padahal sepekan menjelang lebaran harga saham TKIM sudah melesat 45,71%. Alhasil, dengan penguatan hari ini, maka total cuan yang diperoleh oleh investor dapat mencapai 64,29%. Meskipun demikian, sejatinya sepanjang tahun berjalan TKIM hanya mampu menguat terbatas 3,6%.
Lebih lanjut, jika dilihat dari sisi teknikal, saham TKIM memang cenderung bergerak cukup liar, dan besar kemungkinan tren penguatan akan berbalik arah ke selatan. Hal ini dikarenakan, posisi saham TKIM sudah bergerak jauh di atas rata-rata nilainya dalam lima hari terakhir.
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa harga saham perusahaan mulai terjun bebas 67,92% hingga minggu ketiga bulan Mei, saat situasi perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China sedang panas-panasnya.
Pada periode tersebut, Negeri Paman Sam resmi memutuskan akan menaikkan bea masuk barang impor asal China senilai US$ 200 miliar dari 10% menjadi 25%. Negeri.
Selain itu, Presiden AS Donald Trump juga membatasi aktifitas bisnis perusahaan telekomunikasi raksasa China, Huawei, karena dianggap mengancam keamanan nasional AS.
Dengan koreksi yang sangat dalam, tampaknya wajar jika harga saham TKIM berangsur naik karena technical rebound. Pasalnya pada pertengahan bulan Mei (16/5/2019) harga saham perusahaan tersungkur ke Rp 5.675/unit saham dimana ini adalah harga terendah setidaknya sejak 27 Februari 2018.
Sebagai informasi, sepanjang kuartal pertama 2019, tingkat pemasukan TKIM naik 11,26% secara tahunan menjadi US$ 306,97 juta atau setara Rp 4,37 triliun (asumsi kurs Rp 14.244/US$).
Sementara itu laba yang yang berhasil dikantongi perusahaan cenderung stagnan, dengan hanya naik 1,06% YoY menjadi US$ 47,93 atau setara Rp 682,64 miliar.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Laba Emiten Kertas Tjiwi Kimia Turun 38,49%
Hingga berita ini dimuat harga saham perusahaan melesat 12,75% menjadi Rp 11.500/unit saham dan berhasil membuat emiten kertas tersebut menjuarai klasemen top gainers hari ini. Selain itu, perolehan tersebut merupakan harga tertinggi semenjak 28 Maret 2019.
Padahal sepekan menjelang lebaran harga saham TKIM sudah melesat 45,71%. Alhasil, dengan penguatan hari ini, maka total cuan yang diperoleh oleh investor dapat mencapai 64,29%. Meskipun demikian, sejatinya sepanjang tahun berjalan TKIM hanya mampu menguat terbatas 3,6%.
Lebih lanjut, jika dilihat dari sisi teknikal, saham TKIM memang cenderung bergerak cukup liar, dan besar kemungkinan tren penguatan akan berbalik arah ke selatan. Hal ini dikarenakan, posisi saham TKIM sudah bergerak jauh di atas rata-rata nilainya dalam lima hari terakhir.
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa harga saham perusahaan mulai terjun bebas 67,92% hingga minggu ketiga bulan Mei, saat situasi perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China sedang panas-panasnya.
Pada periode tersebut, Negeri Paman Sam resmi memutuskan akan menaikkan bea masuk barang impor asal China senilai US$ 200 miliar dari 10% menjadi 25%. Negeri.
Selain itu, Presiden AS Donald Trump juga membatasi aktifitas bisnis perusahaan telekomunikasi raksasa China, Huawei, karena dianggap mengancam keamanan nasional AS.
Dengan koreksi yang sangat dalam, tampaknya wajar jika harga saham TKIM berangsur naik karena technical rebound. Pasalnya pada pertengahan bulan Mei (16/5/2019) harga saham perusahaan tersungkur ke Rp 5.675/unit saham dimana ini adalah harga terendah setidaknya sejak 27 Februari 2018.
Sebagai informasi, sepanjang kuartal pertama 2019, tingkat pemasukan TKIM naik 11,26% secara tahunan menjadi US$ 306,97 juta atau setara Rp 4,37 triliun (asumsi kurs Rp 14.244/US$).
Sementara itu laba yang yang berhasil dikantongi perusahaan cenderung stagnan, dengan hanya naik 1,06% YoY menjadi US$ 47,93 atau setara Rp 682,64 miliar.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Laba Emiten Kertas Tjiwi Kimia Turun 38,49%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular