
Saham PTBA Terkoreksi Dalam, Direkturnya Borong 15.700 Lembar
Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
07 June 2019 20:08

Jakarta, CNBC Indonesia- Setelah saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) turun cukup dalam dalam beberapa pekan terakhir, investor mulai mengoleksi kembali saham ini.
Hal tersebut juga dilakukan oleh Direktur Niaga PTBA Adib Ubaidillah yang memborong 15.700 lembar saham atau 157 lot, berdasarkan Keterbukaan Informasi di Bursa Efek Indonesia.
Adib membeli saham PTBA pada 31 Mei 2019 di harga Rp 3.000 per lembar. Dengan demikian Adib merogoh kocek sekitar Rp 47,1 juta. Setelah transaksi tersebut, Adib memiliki 162.500 lembar saham PTBA atau setara dengan kepemilikan 0,0014%.
Dengan harga terakhir saham PTBA di Rp 3.060, total kepemilikan Adib setara dengan Rp 497,25 juta.
Sebelumnya, Saham PTBA terkoreksi jelang cum date dari pembagian dividen laporan keuangan 2018 dan kewajiban pelepasan saham treasury.
Setelah cum date, saham dari emiten baru ini masih meluncur deras hingga menyentuh Rp 2.750 pada 17 Mei 2019. Padahal sebelumnnya saham PTBA kerap bertengger di level Rp 4.000.
Namun, saham PTBA sudah kembali rebound dengan harga terakhir di Rp 3.060, sebelum libur lebaran.
Sebagai informasi PTBA memperoleh capital gain sebesar 49% atau sekitar Rp 948,29 miliar atas penjualan saham tresuri dibandingkan dengan rata-rata pembelian saham tersbeut pada periode 2013-2015. Secara total dana yang diperoleh dari penjualan saham ini mencapai Rp 1,95 triliun.
Corporate Secretary Bukit Asam Suherman mengatakan penjualan saham hasil buyback ini dilakukan sebanyak dua kali pada 2 April 2019 dan 8 Mei 2019. Total saham yang dijual mencapai 553,89 juta lembar saham.
"Penjualan terbesar saham treasuri terjadi pada 8 Mei 2019 lalu senilai Rp 1,67 Triliun yang dilakukan dengan mekanisme pasar negosiasi dengan settlement T+0. Bukit Asam berhasil menjual saham treasuri ini di tengah terkoreksinya harga saham PTBA setelah cum-dividen," kata Suherman dalam siaran persnya, Kamis (9/5).
Perincian penjualannya, pada 2 April 2019 terjual 63,17 juta lembar saham terjual dengan harga Rp 4.220/saham dan dan pada 8 Mei 2019 terjual 490,72 juta lembar saham dengan harga Rp 3.400/saham. Sehingga harga rata-rata penjualan sebesar Rp 3.494/saham.
Dana hasil penjualan saham tresuri ini oleh Bukit Asam akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek pengembangan yang saat ini dalam tahap pengerjaan, khususnya proyek gasifikasi untuk mendukung program hilirisasi.
Adapun sebelumnya total saham treasury PTBA sebelum dilepas berjumlah 980,28 juta saham atau setara dengan 8,51%. Perinciannya jatuh temponya sebanyak 5% atau 576,03 juta pada 23 Mei 2019, 0,64% atau 73,95 juta pada 13 Desember 2019 dan 2,87% atau 330,29 juta pada 1 Desember 2021.
(dob/roy) Next Article Pengumuman! Laba PTBA Lompat 58% Jadi Rp12 T di 2022
Hal tersebut juga dilakukan oleh Direktur Niaga PTBA Adib Ubaidillah yang memborong 15.700 lembar saham atau 157 lot, berdasarkan Keterbukaan Informasi di Bursa Efek Indonesia.
Adib membeli saham PTBA pada 31 Mei 2019 di harga Rp 3.000 per lembar. Dengan demikian Adib merogoh kocek sekitar Rp 47,1 juta. Setelah transaksi tersebut, Adib memiliki 162.500 lembar saham PTBA atau setara dengan kepemilikan 0,0014%.
Dengan harga terakhir saham PTBA di Rp 3.060, total kepemilikan Adib setara dengan Rp 497,25 juta.
Sebelumnya, Saham PTBA terkoreksi jelang cum date dari pembagian dividen laporan keuangan 2018 dan kewajiban pelepasan saham treasury.
Setelah cum date, saham dari emiten baru ini masih meluncur deras hingga menyentuh Rp 2.750 pada 17 Mei 2019. Padahal sebelumnnya saham PTBA kerap bertengger di level Rp 4.000.
Namun, saham PTBA sudah kembali rebound dengan harga terakhir di Rp 3.060, sebelum libur lebaran.
Sebagai informasi PTBA memperoleh capital gain sebesar 49% atau sekitar Rp 948,29 miliar atas penjualan saham tresuri dibandingkan dengan rata-rata pembelian saham tersbeut pada periode 2013-2015. Secara total dana yang diperoleh dari penjualan saham ini mencapai Rp 1,95 triliun.
Corporate Secretary Bukit Asam Suherman mengatakan penjualan saham hasil buyback ini dilakukan sebanyak dua kali pada 2 April 2019 dan 8 Mei 2019. Total saham yang dijual mencapai 553,89 juta lembar saham.
"Penjualan terbesar saham treasuri terjadi pada 8 Mei 2019 lalu senilai Rp 1,67 Triliun yang dilakukan dengan mekanisme pasar negosiasi dengan settlement T+0. Bukit Asam berhasil menjual saham treasuri ini di tengah terkoreksinya harga saham PTBA setelah cum-dividen," kata Suherman dalam siaran persnya, Kamis (9/5).
Perincian penjualannya, pada 2 April 2019 terjual 63,17 juta lembar saham terjual dengan harga Rp 4.220/saham dan dan pada 8 Mei 2019 terjual 490,72 juta lembar saham dengan harga Rp 3.400/saham. Sehingga harga rata-rata penjualan sebesar Rp 3.494/saham.
Dana hasil penjualan saham tresuri ini oleh Bukit Asam akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek pengembangan yang saat ini dalam tahap pengerjaan, khususnya proyek gasifikasi untuk mendukung program hilirisasi.
Adapun sebelumnya total saham treasury PTBA sebelum dilepas berjumlah 980,28 juta saham atau setara dengan 8,51%. Perinciannya jatuh temponya sebanyak 5% atau 576,03 juta pada 23 Mei 2019, 0,64% atau 73,95 juta pada 13 Desember 2019 dan 2,87% atau 330,29 juta pada 1 Desember 2021.
(dob/roy) Next Article Pengumuman! Laba PTBA Lompat 58% Jadi Rp12 T di 2022
Most Popular