
Melesat 4,5% Dalam 5 Hari, Emas Diprediksi Tembus US$1.400
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 June 2019 18:42

Komentar dari Bullard juga dikuatkan oleh pimpinan The Fed, Jerome Powell mengatakan bank sentral akan mengambil tindakan yang sesuai untuk mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi. Perang dagang menjadi alasan ketidakpastian perekonomi Paman Sam.
"Kami memantau dengan ketat dampak dari berbagai perkembangan ini terhadap proyeksi perekonomian AS dan, selalu, kami akan mengambil tindakan yang sesuai untuk mempertahankan pertumbuhan (ekonomi), dengan pasar tenaga kerja yang kuat dan inflasi yang ada di sekitar target simetris 2% kami," kata Powell.
Meski tidak se-dovish Bullard, tetapi komentar Powell sudah cukup membuat pelaku pasar melihat adanya peluang suku bunga dipangkas sebanyak tiga kali.
Berdasarkan perangkan FedWatch milik CME Group, pada bulan Desember pelaku pasar melihat terdapat probabilitas sebesar 34,2% suku bunga The Fed berada di kisaran 1,50% - 1,75%. Sementara suku bunga saat ini sebesar 2,25% - 2,50%, yang berarti akan ada pemangkasan tiga kali masing-masing 25 basis poin.
Perangkat yang sama menunjukkan pasar melihat probabilitas pemangkasan suku bunga pertama tahun ini di bulan Juli, kemudian disusul bulan September, dan terakhir di bulan Desember.
Emas mendapat tenaga untuk menguat pada hari ini setelah Bank Dunia (World Bank/WB) dalam Global Economic Prospects edisi Juni 2019 memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global, termasuk AS.
Bank Dunia untuk memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi AS di tahun ini menjadi 2,5% dibandingkan tahun 2018 sebesar 2,9%. Tidak hanya itu, ekonomi terbesar di dunia tersebut juga diperkirakan akan melambat di tahun-tahun berikutnya.
"Pertumbuhan AS diperkirakan melambat menjadi 2,5% di 2019 dan terus melemah menjadi 1,7% di 2020 dan 1,6% di 2021 karena dampak dari stimulus fiskal baru-baru ini melemah," menurut laporan tersebut.
Laporan dari World Bank tersebut semakin menguatkan prediksi The Fed akan memangkas suku bunga di tahun ini.
Berdasarkan survei London Bullion Market Association (LBMA), sebanyak 20 dari 30 analis yang dimintai pendapatnya menyatakan harga emas berpeluang melewati Rp 1.400 per troy ons pada satu titik di tahun ini, melansir mining.com.
Dari 20 analis tersebut, Eddie Nagao dari Sumitomo yang berbasis di Tokyo, menjadi analis yang paling bullish dengan memprediksi harga emas ke level $ 1.475 per troy ons. Nagao mengatakan emas akan menjadi aset yang paling diincar saat potensi Amerika Serikat mengalami resesi semakin meningkat.
The Fed yang sudah mempertimbangkan pemangkasan suku bunga memberikan indikasi ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda pelambatan, sehingga analisis Nagao kemungkinan menjadi nyata.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
"Kami memantau dengan ketat dampak dari berbagai perkembangan ini terhadap proyeksi perekonomian AS dan, selalu, kami akan mengambil tindakan yang sesuai untuk mempertahankan pertumbuhan (ekonomi), dengan pasar tenaga kerja yang kuat dan inflasi yang ada di sekitar target simetris 2% kami," kata Powell.
![]() |
Berdasarkan perangkan FedWatch milik CME Group, pada bulan Desember pelaku pasar melihat terdapat probabilitas sebesar 34,2% suku bunga The Fed berada di kisaran 1,50% - 1,75%. Sementara suku bunga saat ini sebesar 2,25% - 2,50%, yang berarti akan ada pemangkasan tiga kali masing-masing 25 basis poin.
Perangkat yang sama menunjukkan pasar melihat probabilitas pemangkasan suku bunga pertama tahun ini di bulan Juli, kemudian disusul bulan September, dan terakhir di bulan Desember.
Emas mendapat tenaga untuk menguat pada hari ini setelah Bank Dunia (World Bank/WB) dalam Global Economic Prospects edisi Juni 2019 memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global, termasuk AS.
Bank Dunia untuk memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi AS di tahun ini menjadi 2,5% dibandingkan tahun 2018 sebesar 2,9%. Tidak hanya itu, ekonomi terbesar di dunia tersebut juga diperkirakan akan melambat di tahun-tahun berikutnya.
"Pertumbuhan AS diperkirakan melambat menjadi 2,5% di 2019 dan terus melemah menjadi 1,7% di 2020 dan 1,6% di 2021 karena dampak dari stimulus fiskal baru-baru ini melemah," menurut laporan tersebut.
Laporan dari World Bank tersebut semakin menguatkan prediksi The Fed akan memangkas suku bunga di tahun ini.
Berdasarkan survei London Bullion Market Association (LBMA), sebanyak 20 dari 30 analis yang dimintai pendapatnya menyatakan harga emas berpeluang melewati Rp 1.400 per troy ons pada satu titik di tahun ini, melansir mining.com.
Dari 20 analis tersebut, Eddie Nagao dari Sumitomo yang berbasis di Tokyo, menjadi analis yang paling bullish dengan memprediksi harga emas ke level $ 1.475 per troy ons. Nagao mengatakan emas akan menjadi aset yang paling diincar saat potensi Amerika Serikat mengalami resesi semakin meningkat.
The Fed yang sudah mempertimbangkan pemangkasan suku bunga memberikan indikasi ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda pelambatan, sehingga analisis Nagao kemungkinan menjadi nyata.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular