
Mantap! Sepekan, Rupiah Rebut Tahta Jawara Asia
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
02 June 2019 10:00

Pada dasarnya, menjelang libur nasional kenaikan Isa Al Masih pada Kamis (30/5), rupiah memang sempat bergerak menguat tapi terbatas. Pada penutupan pasar spot, Rabu 29 Mei, selama 3 hari beruntun mata uang Ibu Pertiwi ini hanya terapresiasi 0,07%.
Meskipun demikian, itu merupakan prestasi yang mengesankan karena mata uang Asia lainnya terpuruk karena dihantam sentimen global yang mempopulerkan dolar AS.
Rupiah seperti mendapat perlindungan dan dibentengi, karena beberapa kali jelang penutupan pasar harian, rupiah agak 'sprint'. Tampaknya 'tangan tak terlihat' dari Thamrin yakni Bank Indonesia memiliki andil untuk meredam laju pelemahan rupiah.
Lebih lanjut, rupiah ditutup kesetanan pada perdagangan Jumat lalu (31/5/2019) dengan menguat 0,94%, setelah Standard & Poors (S&P) menaikkan peringkat utang Indonesia.
Lembaga pemeringkat yang terkenal konservatif itu menaikkan peringkat surat utang pemerintah Indonesia dari BBB- menjadi BBB. Ini menjadi kali pertama Indonesia diganjar peringkat BBB sejak 1995.
"Kami menaikkan peringkat utang sebagai cerminan kuatnya prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dan kebijakan yang mendukungnya seiring perkiraan kembali terpilihnya Presiden Joko Widodo (Jokowi). Peringkat utang Indonesia akan terus didukung oleh utang pemerintah yang relatif rendah," sebut keterangan tertulis S&P.
Arus modal asing pun mulai mengalir deras ke pasar keuangan Indonesia. Di pasar saham, investor asing membukukan beli bersih mencapai Rp 1,43 triliun yang mengantar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,72%.
Berkat sokongan arus modal asing, mata uang Tanah Air pun melesat dan meninggalkan para tetangganya di belakang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas)
Meskipun demikian, itu merupakan prestasi yang mengesankan karena mata uang Asia lainnya terpuruk karena dihantam sentimen global yang mempopulerkan dolar AS.
Lebih lanjut, rupiah ditutup kesetanan pada perdagangan Jumat lalu (31/5/2019) dengan menguat 0,94%, setelah Standard & Poors (S&P) menaikkan peringkat utang Indonesia.
Lembaga pemeringkat yang terkenal konservatif itu menaikkan peringkat surat utang pemerintah Indonesia dari BBB- menjadi BBB. Ini menjadi kali pertama Indonesia diganjar peringkat BBB sejak 1995.
"Kami menaikkan peringkat utang sebagai cerminan kuatnya prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dan kebijakan yang mendukungnya seiring perkiraan kembali terpilihnya Presiden Joko Widodo (Jokowi). Peringkat utang Indonesia akan terus didukung oleh utang pemerintah yang relatif rendah," sebut keterangan tertulis S&P.
Arus modal asing pun mulai mengalir deras ke pasar keuangan Indonesia. Di pasar saham, investor asing membukukan beli bersih mencapai Rp 1,43 triliun yang mengantar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,72%.
Berkat sokongan arus modal asing, mata uang Tanah Air pun melesat dan meninggalkan para tetangganya di belakang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular