The Fed Diprediksi Pangkas Bunga 2 Kali, Dolar Tertekan

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
31 May 2019 19:59
Indeks dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan Jumat (31/5/19) setelah Presiden AS Donald Trump menaikkan bea impor semua produk dari Meksiko.
Foto: Foto ilustrasi dolar amerika dan yuan china. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan Jumat (31/5/19) setelah Presiden AS Donald Trump menaikkan bea impor semua produk dari Meksiko. Pelaku pasar cemas akan kemungkinan terjadinya perang dagang AS - Meksiko, yang tentunya memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi global.

Indeks dolar melemah 0,11% ke level 98,03 pada pukul 19:20 WIB, mengutip data dari Refinitiv.




Pengenaan bea impor Amerika Serikat (AS) terhadap seluruh produk dari Meksiko yang berlaku 10 Juni mendatang akan naik setiap satu bulan sekali hingga krisis imigran ilegal diselesaikan, menurut pernyataan resmi Gedung Putih, Kamis (30/5/2019) malam atau Jumat pagi waktu Indonesia.

Dolar AS yang biasanya diburu sebagai aset safe haven selain yen Jepang dan franc Swiss kali ini melempem. Hal tersebut tidak lepas dari kemungkinan Federal Reserve/The Fed yang bisa memangkas suku bunga lebih dari satu kali akibat pelambatan ekonomi AS yang dipicu perang dagang yang meluas.

Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, pelaku pasar kini melihat probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed 25 basis poin menjadi 2,00% - 2,25% di bulan Oktober sebesar 41%, lebih tinggi dari probabilitas suku bunga di pertahankan sebesar 20,8%.


The Fed Diprediksi Pangkas Suku Bunga 2 Kali, Dolar TertekanGrafik: Probabilitas Suku Bunga The Fed di Bulan Desember        Sumber: CME Group


Yang menarik, di bulan Desember, pelaku pasar melibat probabilitas suku bunga sebesar 1,75% - 2,00% sebesar 35,7%, paling tinggi diantara yang lainnya.

Data dari CME Group tersebut mengindikasikan pelaku pasar melihat The Fed kemungkinan akan memangkas suku bunga sebanyak dua kali di tahun ini, yang membuat dolar AS tertekan.

Dari enam mata uang yang membentuk indeks dolar, mata uang AS ini melemah lawan euro, dan franc masing-masing 0,15% dan 0,16%, serta melawan yen dimana pelemahannya paling besar yakni 0,69%.

Melawan pound dan dolar Kanada, the greenback menguat 0,24% dan 0,29%, sementara berhadapan dengan krona Swedia masih stagnan 0%.

Dengan tingginya probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed, berarti terjadi perubahan 180 derajat. Pada akhir tahun 2018 para pelaku pasar memprediksi The Fed akan menaikkan suku bunga setidaknya dua kali di tahun ini, namun kini malah diprediksi memangkas sebanyak dua kali, yang membuat dolar tertekan.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap) Next Article Dolar Lemas di Asia, Tapi Jadi yang Terkuat di Eropa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular