
Investor Asing Borong Saham, IHSG Melejit 0,92%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
31 May 2019 12:32

Kinclongnya kinerja rupiah sukses memantik aksi beli di bursa saham tanah air, terutama oleh investor asing. Hingga siang hari, rupiah menguat 0,14% di pasar spot ke level Rp 14.375/dolar AS. Per akhir sesi 1, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 630,6 miliar di pasar reguler.
Kala rupiah menguat, investor asing akan terhindar dari yang namanya kerguian kurs sehingga wajar jika aksi beli mereka lakukan di pasar saham tanah air.
Saham-saham yang banyak dikoleksi investor asing per akhir sesi 1 di antaranya: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 129,7 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 112,2 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 107,1 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 86,1 miliar), dan PT Astra International Tbk/ASII (Rp 38 miliar).
Optimisme bahwa The Federal Reserve selaku bank sentral AS akan memangkas tingkat suku bunga acuan berhasil membuat rupiah perkasa di hadapan greenback. Optimisme ini datang seiring dengan rilis data ekonomi AS yang relatif mengecewakan.
Kemarin, pembacaan kedua untuk angka pertumbuhan ekonomi AS periode kuartal-I 2019 diumumkan di level 3,1% (quarterly annualized). Memang lebih tinggi dibandingkan konsensus yang dihimpun Dow Jones sebesar 3%, namun lebih rendah ketimbang angka pada pembacaan awal yang sebesar 3,2%.
Dengan adanya perlambatan ekonomi, muncul harapan bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan. Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 30 Mei 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps pada tahun ini berada di level 32,6%. Untuk pemangkasan sebesar 50 bps, probabilitasnya bahkan mencapai 35,7%.
Sementara itu, probabilitas bahwa tingkat suku bunga acuan akan dipertahan di level 2,25%-2,5% sepanjang tahun ini hanya sebesar 10,7%. Praktis, rupiah mendapatkan energi untuk mengalahkan dolar AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Kala rupiah menguat, investor asing akan terhindar dari yang namanya kerguian kurs sehingga wajar jika aksi beli mereka lakukan di pasar saham tanah air.
Saham-saham yang banyak dikoleksi investor asing per akhir sesi 1 di antaranya: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 129,7 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 112,2 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 107,1 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 86,1 miliar), dan PT Astra International Tbk/ASII (Rp 38 miliar).
Optimisme bahwa The Federal Reserve selaku bank sentral AS akan memangkas tingkat suku bunga acuan berhasil membuat rupiah perkasa di hadapan greenback. Optimisme ini datang seiring dengan rilis data ekonomi AS yang relatif mengecewakan.
Kemarin, pembacaan kedua untuk angka pertumbuhan ekonomi AS periode kuartal-I 2019 diumumkan di level 3,1% (quarterly annualized). Memang lebih tinggi dibandingkan konsensus yang dihimpun Dow Jones sebesar 3%, namun lebih rendah ketimbang angka pada pembacaan awal yang sebesar 3,2%.
Dengan adanya perlambatan ekonomi, muncul harapan bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan. Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 30 Mei 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps pada tahun ini berada di level 32,6%. Untuk pemangkasan sebesar 50 bps, probabilitasnya bahkan mencapai 35,7%.
Sementara itu, probabilitas bahwa tingkat suku bunga acuan akan dipertahan di level 2,25%-2,5% sepanjang tahun ini hanya sebesar 10,7%. Praktis, rupiah mendapatkan energi untuk mengalahkan dolar AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular