
IHSG Melejit Kala Bursa Saham Regional Melemah, Ini Kuncinya!
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
29 May 2019 12:54

Ada dua hal yang menjadi faktor utama di balik kinclongnya kinerja IHSG pada hari ini. Pertama, aksi beli yang dilakukan investor asing. Hingga akhir sesi 1, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 289,2 miliar di pasar reguler.
Sejatinya, kinerja rupiah tak mendukung bagi investor asing untuk masuk ke pasar saham Indonesia. Hingga siang hari, rupiah melemah 0,38% di pasar spot ke level Rp 14.425/dolar AS.
Kala rupiah melemah, investor asing berpotensi menanggung yang namanya kerugian kurs sehingga aksi jual menjadi opsi yang paling mungkin diambil.
Tampaknya, investor asing tetap giat masuk ke pasar saham Tanah Air lantaran sudah melakukan aksi jual yang begitu besar dalam beberapa waktu terakhir.
Dalam 18 hari perdagangan terakhir (3-28 Mei), investor asing tercatat hanya sekali membukukan beli bersih yakni pada tanggal 27. Di luar itu, investor asing selalu membukukan jual bersih.
Aksi jual yang sudah terus-menerus dilakukan tentu membuka ruang bagi investor asing untuk kembali mengoleksi saham-saham di Indonesia.
Saham-saham yang banyak dikoleksi investor asing per akhir sesi 1 di antaranya: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 116,7 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 57,4 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 39,1 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 27,7 miliar), dan PT Astra International Tbk/ASII (Rp 22,8 miliar).
Faktor kedua di balik kinclongnya kinerja IHSG pada hari ini adalah pembagian dividen oleh PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Hari ini merupakan hari terakhir bagi investor untuk mengoleksi saham UNVR jika ingin mendapatkan dividen.
Untuk setiap unit saham UNVR yang dimiliki investor per akhir hari ini, nantinya akan dibagikan dividen tunai senilai Rp 775 pada tanggal 18 Juni mendatang.
Per akhir sesi 1, harga saham UNVR melejit 1,94%, menjadikannya saham dengan kontribusi terbesar kedua bagi kenaikan IHSG.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas)
Sejatinya, kinerja rupiah tak mendukung bagi investor asing untuk masuk ke pasar saham Indonesia. Hingga siang hari, rupiah melemah 0,38% di pasar spot ke level Rp 14.425/dolar AS.
Kala rupiah melemah, investor asing berpotensi menanggung yang namanya kerugian kurs sehingga aksi jual menjadi opsi yang paling mungkin diambil.
Dalam 18 hari perdagangan terakhir (3-28 Mei), investor asing tercatat hanya sekali membukukan beli bersih yakni pada tanggal 27. Di luar itu, investor asing selalu membukukan jual bersih.
Aksi jual yang sudah terus-menerus dilakukan tentu membuka ruang bagi investor asing untuk kembali mengoleksi saham-saham di Indonesia.
Saham-saham yang banyak dikoleksi investor asing per akhir sesi 1 di antaranya: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 116,7 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 57,4 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 39,1 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 27,7 miliar), dan PT Astra International Tbk/ASII (Rp 22,8 miliar).
Faktor kedua di balik kinclongnya kinerja IHSG pada hari ini adalah pembagian dividen oleh PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Hari ini merupakan hari terakhir bagi investor untuk mengoleksi saham UNVR jika ingin mendapatkan dividen.
Untuk setiap unit saham UNVR yang dimiliki investor per akhir hari ini, nantinya akan dibagikan dividen tunai senilai Rp 775 pada tanggal 18 Juni mendatang.
Per akhir sesi 1, harga saham UNVR melejit 1,94%, menjadikannya saham dengan kontribusi terbesar kedua bagi kenaikan IHSG.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular