
Masih Perkasa, Rupiah Tekuk Dolar Singapura ke Rp 10.440
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
28 May 2019 14:21

Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Nilai tukar rupiah terus menunjukkan keperkasaan melawan dolar Singapura selepas aksi demo 22 Mei yang berakhir ricuh pekan lalu. Sehari setelahnya, kurs rupiah langsung menguat dan apresiasinya bertahan hingga Selasa ini (28/5/19).
Pada pukul 12:55 WiB dolar Singapura diperdagangkan di kisaran Rp 10.440,12, setelah sebelumnya melemah 3 hari berturut-turut dengan total 0,71%.
Demo ricuh 22 Mei yang tidak meluas dan tidak berlanjut memberikan sentimen positif bagi mata uang Garuda kendati tak bisa dipungkiri jatuh korban jiwa hingga delapan orang. Sampai saat ini situasi dalam negeri masih kondusif, dan investor asing mulai masuk lagi ke Indonesia.
Di sisi lain, dolar Singapura masih belum mendapat tenaga untuk menguat. Rilis data pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari produk domestik bruto (PDB) Singapura kuartal-I terus memberikan tekanan. PDB dilaporkan tumbuh 1,2%, sekaligus menjadi pertumbuhan terendah dalam 10 tahun terakhir.
Perang dagang Amerika Serikat dengan China dikatakan menjadi penyebab pelambatan pertumbuhan ekonomi Singapura. Maka tidak heran jika mata uangnya terus tertekan, mengingat perang dagang antara dua raksasa ekonomi dunia tersebut sedang memanas.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(pap/tas) Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah
Pada pukul 12:55 WiB dolar Singapura diperdagangkan di kisaran Rp 10.440,12, setelah sebelumnya melemah 3 hari berturut-turut dengan total 0,71%.
Demo ricuh 22 Mei yang tidak meluas dan tidak berlanjut memberikan sentimen positif bagi mata uang Garuda kendati tak bisa dipungkiri jatuh korban jiwa hingga delapan orang. Sampai saat ini situasi dalam negeri masih kondusif, dan investor asing mulai masuk lagi ke Indonesia.
Di sisi lain, dolar Singapura masih belum mendapat tenaga untuk menguat. Rilis data pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari produk domestik bruto (PDB) Singapura kuartal-I terus memberikan tekanan. PDB dilaporkan tumbuh 1,2%, sekaligus menjadi pertumbuhan terendah dalam 10 tahun terakhir.
Perang dagang Amerika Serikat dengan China dikatakan menjadi penyebab pelambatan pertumbuhan ekonomi Singapura. Maka tidak heran jika mata uangnya terus tertekan, mengingat perang dagang antara dua raksasa ekonomi dunia tersebut sedang memanas.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(pap/tas) Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular