
Masih Waspada, Bursa Straits Times Dibuka Stagnan
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
28 May 2019 08:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks bursa saham acuan Singapura cenderung dibuka stagnan pada perdagangan hari ini (28/5/2019) dengan menguat tipis 0,01% menjadi 3.171,14.
Dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 10 mencatatkan kenaikan harga, 14 saham melemah, dan 6 saham tidak mencatatkan perubahan harga.
Pelaku pasar tampaknya masih memilih sikap wait and see karena perseteruan perang dagang antara AS dan China masih terus berlanjut, bahkan merambat ke pembatasan aksi korporasi. Hal ini berarti bahwa resiko volatilitas di pasar saham negara berkembang masih tinggi.
Terlebih lagi Negeri Singa dengan sistem perekonomiannya yang terbuka lebih rentan dengan volatilitas dan ketidakpastian dari sentimen global.
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Senin (27/5/2019) bahwa Washington tidak siap untuk membuat kesepakatan dengan Beijing, tetapi dia mengharapkan sesuatu di masa depan, dilansir Reuters.
"Saya percaya kami akan membuat kesepakatan yang bagus dengan China suatu saat nanti. Sebab saya tidak yakin China bisa terus membayar bea masuk. Anda tahu? Pebisnis sudah meninggalkan China, ratusan bahkan ribuan," tegas Trump.
"Ketidakpastian kemungkinan akan berlanjut sampai Trump dan Xi (Presiden China) bertemu pada pertemuan G20 pada akhir Juni. Sampai saat itu, sentimen risk-off dapat terus bertahan di pasar," ujar kepala penelitian KGI Securities Joel Ng dilansir Business Times.
Di lain pihak, pelaku pasar terus memasang mata dan telinga terhadap kemungkinan perang dagang lain yang mungkin disulut oleh Trump. Namun, kabar terbaru mengindikasikan Washington mulai menunjukkan sikap friendly.
Pasalnya, ada perkembangan positif dari kunjungan Trump ke Jepang, dimana perjanjian dagang kedua negara kemungkinan besar akan segera rampung dalam beberapa bulan ke depan, dilansir Reuters.
Jika Washington dan Tokyo mesra maka ada peluang Trump membatalkan pengenaan bea masuk atas produk impor otomotif asal Jepang. Ini berarti, perang dagang lainnya dapat dihindari, dan tentunya merupakan sentimen positif bagi para investor.
Pada hari ini tidak ada rilis data ekonomi dari Singapura.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Jelang Tutup Tahun, Bursa Singapura Dibuka di Zona Merah
Dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 10 mencatatkan kenaikan harga, 14 saham melemah, dan 6 saham tidak mencatatkan perubahan harga.
Pelaku pasar tampaknya masih memilih sikap wait and see karena perseteruan perang dagang antara AS dan China masih terus berlanjut, bahkan merambat ke pembatasan aksi korporasi. Hal ini berarti bahwa resiko volatilitas di pasar saham negara berkembang masih tinggi.
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Senin (27/5/2019) bahwa Washington tidak siap untuk membuat kesepakatan dengan Beijing, tetapi dia mengharapkan sesuatu di masa depan, dilansir Reuters.
"Saya percaya kami akan membuat kesepakatan yang bagus dengan China suatu saat nanti. Sebab saya tidak yakin China bisa terus membayar bea masuk. Anda tahu? Pebisnis sudah meninggalkan China, ratusan bahkan ribuan," tegas Trump.
"Ketidakpastian kemungkinan akan berlanjut sampai Trump dan Xi (Presiden China) bertemu pada pertemuan G20 pada akhir Juni. Sampai saat itu, sentimen risk-off dapat terus bertahan di pasar," ujar kepala penelitian KGI Securities Joel Ng dilansir Business Times.
Di lain pihak, pelaku pasar terus memasang mata dan telinga terhadap kemungkinan perang dagang lain yang mungkin disulut oleh Trump. Namun, kabar terbaru mengindikasikan Washington mulai menunjukkan sikap friendly.
Pasalnya, ada perkembangan positif dari kunjungan Trump ke Jepang, dimana perjanjian dagang kedua negara kemungkinan besar akan segera rampung dalam beberapa bulan ke depan, dilansir Reuters.
Jika Washington dan Tokyo mesra maka ada peluang Trump membatalkan pengenaan bea masuk atas produk impor otomotif asal Jepang. Ini berarti, perang dagang lainnya dapat dihindari, dan tentunya merupakan sentimen positif bagi para investor.
Pada hari ini tidak ada rilis data ekonomi dari Singapura.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Jelang Tutup Tahun, Bursa Singapura Dibuka di Zona Merah
Most Popular