
Perang Teknologi Bikin Hang Seng & Shanghai Dibuka Merah
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
23 May 2019 09:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama di Negeri Tiongkok memulai perdagangan hari ini (23/5/2019) dengan terperosok ke zona merah.
Indeks Shanghai (SSEC) melemah terbatas 0,05% menjadi 2.890,38 poin, sedangkan indeks Hang Seng (HSI) anjlok 0,72% ke level 27.505,53 poin.
Pasar saham Negeri Tirai Bambu kompak lesu setelah Reuters melaporkan bahwa Gedung Putih sedang mempertimbangkan memberikan sanksi yang mirip seperti Huawei pada perusahaan video pengawas asal China, Hikvision.
Seperti yang diketahui, pekan lalu Kementerian Perdagangan Amerika Serikat (AS) telah memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam yang berarti Huawei dilarang bertransaksi dengan perusahaan asal AS tanpa memperoleh lisensi dari pemerintah. Namun, pada Senin (20/5/2019), pemerintah AS memutuskan memberikan kelonggaran selama 90 hari.
Ketakutan akan adanya tambahan pada daftar hitam membuat pelaku pasar cemas bahwa Presiden AS Donald Trump sedang mencari cara untuk mengekang ambisi teknologi perusahaan Negeri Tiongkok dan tidak berniat untuk menyegel perjanjian damai dagang.
Pemblokiran yang diberikan pada Huawei saja sudah membuat Beijing memikirkan kembali hubungan ekonominya dengan Washington, tulis surat kabar South China Morning Post, dilansir dari CNBC International. China bahkan tengah mempertimbangkan menghentikan pembelian gas alam dari AS yang pada 2017 nilainya mencapai US$6,3 miliar.
Lebih lanjut, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan kepada CNBC International bahwa kunjungan ke Beijing untuk memulai lagi nego dagang belum direncanakan hingga saat ini.
Mnuchin bahkan menambahkan bahwa, setidaknya kurang satu bulan sebulan Washington memutuskan untuk memberlakukan tarif yang diusulkan pada produk impor asal China senilai US$ 300 miliar, dilansir Reuters.
Kecemasan pelaku pasar pun meningkat, dan menggelontorkan dana segar pada aset-aset di Negeri Panda tampaknya bukan keputusan yang bijak. Hal ini dikarenakan, jika perang dagang akhirnya terekskalasi tentunya perekonomian China dan Hong Kong akan semakin tersakiti.
Pada hari ini investor akan mencermati rilis data laju inflasi April Hong Kong pada pukul 15:30 WIB. Konsensus pasar memproyeksi bawa inflasi Hong Kong bulan lalu akan tumbuh sama seperti Maret sebesar 2,1% secara tahunan.
Sementara itu tidak ada rilis data ekonomi dari China pada hari ini.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Cemas Perang Dagang Berbekas, Hang Seng dan Shanghai Melemah
Indeks Shanghai (SSEC) melemah terbatas 0,05% menjadi 2.890,38 poin, sedangkan indeks Hang Seng (HSI) anjlok 0,72% ke level 27.505,53 poin.
Pasar saham Negeri Tirai Bambu kompak lesu setelah Reuters melaporkan bahwa Gedung Putih sedang mempertimbangkan memberikan sanksi yang mirip seperti Huawei pada perusahaan video pengawas asal China, Hikvision.
Ketakutan akan adanya tambahan pada daftar hitam membuat pelaku pasar cemas bahwa Presiden AS Donald Trump sedang mencari cara untuk mengekang ambisi teknologi perusahaan Negeri Tiongkok dan tidak berniat untuk menyegel perjanjian damai dagang.
Pemblokiran yang diberikan pada Huawei saja sudah membuat Beijing memikirkan kembali hubungan ekonominya dengan Washington, tulis surat kabar South China Morning Post, dilansir dari CNBC International. China bahkan tengah mempertimbangkan menghentikan pembelian gas alam dari AS yang pada 2017 nilainya mencapai US$6,3 miliar.
Lebih lanjut, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan kepada CNBC International bahwa kunjungan ke Beijing untuk memulai lagi nego dagang belum direncanakan hingga saat ini.
Mnuchin bahkan menambahkan bahwa, setidaknya kurang satu bulan sebulan Washington memutuskan untuk memberlakukan tarif yang diusulkan pada produk impor asal China senilai US$ 300 miliar, dilansir Reuters.
Kecemasan pelaku pasar pun meningkat, dan menggelontorkan dana segar pada aset-aset di Negeri Panda tampaknya bukan keputusan yang bijak. Hal ini dikarenakan, jika perang dagang akhirnya terekskalasi tentunya perekonomian China dan Hong Kong akan semakin tersakiti.
Pada hari ini investor akan mencermati rilis data laju inflasi April Hong Kong pada pukul 15:30 WIB. Konsensus pasar memproyeksi bawa inflasi Hong Kong bulan lalu akan tumbuh sama seperti Maret sebesar 2,1% secara tahunan.
Sementara itu tidak ada rilis data ekonomi dari China pada hari ini.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Cemas Perang Dagang Berbekas, Hang Seng dan Shanghai Melemah
Most Popular