Data Ekonomi Mengecewakan, Straits Times Tak Bergairah

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
23 May 2019 08:39
Straits Times (STI) dibuka anjlok 0,34% menjadi 3.172,46, jika kondisi ini berlanjut makan STI membukukan koreksi 4 hari berturut-turut.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks bursa saham utama Singapura kembali dibuka terkoreksi pada pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (23/5/2019).

Straits Times (STI) dibuka anjlok 0,34% menjadi 3.172,46, jika kondisi ini berlanjut makan STI membukukan koreksi 4 hari berturut-turut.

Dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 4 mencatatkan kenaikan harga, 24 saham melemah, dan 2 saham tidak mencatatkan perubahan harga.

Bursa saham Singapura memulai harinya di zona merah setelah rilis data transaksi berjalan kuartal pertama tahun ini menunjukkan angka yang lebih rendah dibanding kuartal I-2018.

Nilai transaksi berjalan Negeri Singa hingga Maret tercatat sebesar S$ 20,3 miliar lebih rendah dari capaian periode yang sama tahun lalu sebesar S$ 20,49 miliar, dilansir Trading Economics.

Perolehan ini menambah rentetan rilis data ekonomi Singapura yang terbukti tertekan karena perseteruan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang tak kunjung usai.

Sebelumnya Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura melaporkan produk domestik bruto hanya tumbuh 1,2% secara tahunan di kuartal I-2019, dimana ini merupakan capaian terendah sejak kuartal kedua 2009, atau hampir satu dekade.

Lebih lanjut, hingga detik ini belum ada kabar terbaru soal kapan perwakilan AS dan China akan kembali melangsungkan dialog dagang.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan bahwa perjalanan ke Beijing untuk melanjutkan negosiasi dagang belum dijadwalkan, dilansir CNBC International.

Hal ini tentunya menandaskan harapan pelaku pasar bahwa kesepakatan damai dapat dicapai dalam waktu dekat. Alhasil, investor terus bersikap waspada dan menarik dari dari berinvestasi pada aset-aset yang memiliki resiko tinggi.

Pada hari ini, investor akan mencermati rilis data laju inflasi April pada pukul 12:00 WIB. Untuk diketahui, pada Maret inflasi Singapura tumbuh 0,6% secara tahunan, lebih tinggi dibanding Februari yang tumbuh 0,5% YoY.

Konsensus pasar memproyeksi bahwa April laju inflasi Negeri Singa akan kembali tumbuh sebesar 0,8% secara tahunan, dilansir Trading Economics.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Jelang Tutup Tahun, Bursa Singapura Dibuka di Zona Merah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular