Perang Dagang Makin Panas, Bursa Hong Kong Hijau Saat Jeda

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
21 May 2019 11:46
Bara perang dagang AS-China yang masih panas memantik aksi jual di bursa saham China dan Hong Kong. China murka dengan langkah AS yang membatasi ruang gerak.
Foto: Bursa Hong Kong (AP Photo/Kin Cheung)
Hong Kong, CNBC Indonesia - Bursa saham Hong Kong pada perdagangan tengah hari, Selasa (21/05/2019) berada di zona hijau meskipun pelaku pasar masih khawatir dengan dampak lanjutan dari perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China.

Indeks Hang Seng tercatat menguat 0,22% ke level 27,848,79 atau bertambah 61,18 poin.

Bara perang dagang AS-China yang masih panas memantik aksi jual di bursa saham China dan Hong Kong. China murka dengan langkah AS yang membatasi ruang gerak Huawei.

Seperti yang diketahui, pada pekan lalu Presiden AS Donald Trump mendeklarasikan kondisi darurat nasional di sektor teknologi melalui sebuah perintah eksekutif. Dengan aturan itu, Menteri Perdagangan Wilbur Ross menjadi memiliki wewenang untuk memblokir transaksi dalam bidang teknologi informasi atau komunikasi yang menimbulkan risiko bagi keamanan nasional AS.


Bersamaan kebijakan ini, Huawei Technologies dan 70 entitas terafiliasi dimasukkan ke dalam daftar perusahaan yang dilarang membeli perangkat dan komponen dari perusahaan AS tanpa persetujuan pemerintah.

"Saya tidak tahu kesepakatan seperti apa yang diinginkan AS. Mungkin mereka punya ekspektasi sendiri, tetapi itu bukan kesepakatan yang kami inginkan. AS berusaha mencapai kepentingan yang tidak masuk akal dengan menekan kami. Cara seperti ini tidak akan berhasil," papar Lu Kang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, dilansir Reuters.

Perang Dagang Makin Panas, Bursa Hong Kong Hijau Saat JedaFoto: Ilustrasi Bursa Hong Kong (REUTERS/Bobby Yip)

Langkah AS justru mengundang rencana balas dendam dari China. Pemerintah menegaskan akan menerapkan kebijakan yang diperlukan untuk menjaga hak-hak perusahaan China. Oleh karena itu, kemungkinan dialog AS-China untuk menuju damai dagang kemungkinan sulit terjadi dalam waktu dekat.

"Sepertinya AS melihat dirinya memiliki kekuatan absolut atas segalanya di dunia sehingga menghalalkan segala cara. China tidak akan menerimanya, begitu pula Huawei," demikian tajuk di China Daily, media terbitan Partai Komunis China, dikutip dari Reuters.

(hps/prm) Next Article Brexit Diperpanjang, Hang Seng Melemah Saat Jeda

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular