Jokowi 2 Periode, Dolar Singapura Malah Menguat ke Rp 10.514
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
21 May 2019 11:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Komisi Pemilihan Umum (KPU) resmi menetapkan pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin sebagai pemenang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden periode 2019 - 2024, pada Selasa (21/5/2019) dini hari tadi. Dengan ini, sudah hampir pasti pemerintahan Jokowi berlanjut dua periode.
Meski sudah ada kepastian, rupiah masih loyo terhadap mata uang negeri tetangga yakni dolar Singapura, pada perdagangan Selasa ini. Besar kemungkinan depresiasi rupiah akibat masih adanya potensi gangguan stabilitas di dalam negeri.
Aksi demo tanggal 22 Mei besok masih terjadwal, dan para pelaku pasar kemungkinan masih akan berhati-hati.
Pada pukul 9:40 WIB, dolar Singapura diperdagangkan di kisaran Rp 10.514.07/SG$ atau menguat 0,18%, melanjutkan kenaikan hari sebelumnya sebesar 0,10%.
Penguatan dolar Singapura bahkan terjadi saat pertumbuhan ekonomi di negara tersebut melambat. Ekonomi Negeri Singa hanya tumbuh 1,2% di kuartal-I 2019 (year-on-year), dibandingkan kuartal-IV 2018 1,3%, dan menjadi pertumbuhan terendah sejak kuartal-IV 2015.
Namun kabar bagusnya sentimen dalam negeri sudah mulai membaik. Hal ini terlihat dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (ISHG) yang menguat lebih dari 1% saat investor asing masih melakukan aksi jual (net sell). Hal ini bisa menjadi modal penguatan rupiah ke depan jika stabilitas politik dalam negeri terjaga.
Berikut kurs jual beli dolar Singapura di beberapa bank.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/tas) Next Article Efek Demo 22 Mei, Dolar Singapura Menguat ke Rp 10.536/SG$
Meski sudah ada kepastian, rupiah masih loyo terhadap mata uang negeri tetangga yakni dolar Singapura, pada perdagangan Selasa ini. Besar kemungkinan depresiasi rupiah akibat masih adanya potensi gangguan stabilitas di dalam negeri.
Aksi demo tanggal 22 Mei besok masih terjadwal, dan para pelaku pasar kemungkinan masih akan berhati-hati.
Pada pukul 9:40 WIB, dolar Singapura diperdagangkan di kisaran Rp 10.514.07/SG$ atau menguat 0,18%, melanjutkan kenaikan hari sebelumnya sebesar 0,10%.
Penguatan dolar Singapura bahkan terjadi saat pertumbuhan ekonomi di negara tersebut melambat. Ekonomi Negeri Singa hanya tumbuh 1,2% di kuartal-I 2019 (year-on-year), dibandingkan kuartal-IV 2018 1,3%, dan menjadi pertumbuhan terendah sejak kuartal-IV 2015.
Namun kabar bagusnya sentimen dalam negeri sudah mulai membaik. Hal ini terlihat dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (ISHG) yang menguat lebih dari 1% saat investor asing masih melakukan aksi jual (net sell). Hal ini bisa menjadi modal penguatan rupiah ke depan jika stabilitas politik dalam negeri terjaga.
Berikut kurs jual beli dolar Singapura di beberapa bank.
Bank | Kurs Beli | Kurs Jual |
BCA | 10.449,52 | 10.547,52 |
BRI | 10.441,07 | 10.578,41 |
Mandiri | 10.486,00 | 10.547,00 |
BNI | 10.487,00 | 10.549,00 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/tas) Next Article Efek Demo 22 Mei, Dolar Singapura Menguat ke Rp 10.536/SG$
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular