
Inflasi Produsen Jerman Lampaui Prediksi, Euro Naik Tipis
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
20 May 2019 20:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang euro menguat memasuki perdagangan sesi Amerika Serikat (AS) Senin (20/5/19). Rilis data indeks harga produsen (IHP) Jerman yang lebih tinggi dari prediksi memberikan dorongan penguatan bagi mata uang 19 negara ini.
Pada pukul 20:07 WIB, euro diperdagangkan di kisaran US$ 1,1165, lebih tinggi dari penutupan perdagangan Jumat (17/5/19) di level US$ 1,1156, mengutip kuotasi MetaTrader 5.
Badan Statistik Jerman, Destatis melaporkan IHP Jerman bulan April sebesar 0,5%, lebih tinggi dari prediksi di Forex Factory sebesar 0,4%. Rilis di bulan April sekaligus menjadi inflasi sektor produsen pertama setelah sebelumnya mengalami deflasi dua bulan beruntun. Rilis data yang positif tapi berarti inflasi sementara negatif berarti deflasi.
Inflasi yang terjadi di sektor produsen diharapkan bisa menaikkan inflasi sektor konsumen di masa yang akan datang, yang menjadi tolak ukur bagi European Central Bank (ECB) untuk menetapkan kebijakan moneter.
Namun data ini sepertinya masih belum cukup untuk mendorong kenaikan euro lebih tinggi, pelaku pasar masih menanti pemilu Parlemen Eropa di pekan ini. Apalagi ada potensi Italia membangkang aturan APBN Uni Eropa.
Wakil Perdana Menteri Italia, Matteo Salvini, pada Kamis pekan lalu (16/5/19) mengatakan jika partainya memperoleh banyak suara saat pemilu nanti, maka aturan APBN yang selama ini disebut "mencekik" Italia akan "diobrak-abrik", melansir laporan Reuters. Salvini adalah politisi dari Partai Liga Utara atau Lega Nord.
Sementara itu, dari Perancis Menteri Ekonomi Bruno Le Maire mengatakan perekonomian dan dunia industri di Perancis bisa rusak jika Partai Barisan Nasional (Rassemblement National) pimpinan Marine le Pen berhasil memenangi pemilu.
Pemilu Parlemen Eropa akan diadakan selama empat hari mulai Kamis, sebelum selesai mata uang euro kemungkinan akan sulit untuk menguat signifikan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Trading Cuan Rp 70 Juta, Euro Dulu Dibuang Kini Disayang!
Pada pukul 20:07 WIB, euro diperdagangkan di kisaran US$ 1,1165, lebih tinggi dari penutupan perdagangan Jumat (17/5/19) di level US$ 1,1156, mengutip kuotasi MetaTrader 5.
Badan Statistik Jerman, Destatis melaporkan IHP Jerman bulan April sebesar 0,5%, lebih tinggi dari prediksi di Forex Factory sebesar 0,4%. Rilis di bulan April sekaligus menjadi inflasi sektor produsen pertama setelah sebelumnya mengalami deflasi dua bulan beruntun. Rilis data yang positif tapi berarti inflasi sementara negatif berarti deflasi.
Namun data ini sepertinya masih belum cukup untuk mendorong kenaikan euro lebih tinggi, pelaku pasar masih menanti pemilu Parlemen Eropa di pekan ini. Apalagi ada potensi Italia membangkang aturan APBN Uni Eropa.
Wakil Perdana Menteri Italia, Matteo Salvini, pada Kamis pekan lalu (16/5/19) mengatakan jika partainya memperoleh banyak suara saat pemilu nanti, maka aturan APBN yang selama ini disebut "mencekik" Italia akan "diobrak-abrik", melansir laporan Reuters. Salvini adalah politisi dari Partai Liga Utara atau Lega Nord.
Sementara itu, dari Perancis Menteri Ekonomi Bruno Le Maire mengatakan perekonomian dan dunia industri di Perancis bisa rusak jika Partai Barisan Nasional (Rassemblement National) pimpinan Marine le Pen berhasil memenangi pemilu.
Pemilu Parlemen Eropa akan diadakan selama empat hari mulai Kamis, sebelum selesai mata uang euro kemungkinan akan sulit untuk menguat signifikan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Trading Cuan Rp 70 Juta, Euro Dulu Dibuang Kini Disayang!
Most Popular