
Rupiah Rawan, Isu Global & Pengumuman KPU Jadi Katalis
Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
20 May 2019 09:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih akan ditekan faktor domestik dan global sepanjang perdagangan Senin ini (20/5/2019).
Pada pembukaan perdagangan pasar spot tadi pagi, nilai tukar rupiah dibuka stagnan terhadap dolar AS. Kurs US$ 1 dibanderol Rp 14.445 kala pembukaan pasar. Sama seperti posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Kurs rupiah pada hari ini diperkirakan masih akan melemah. Kalau pun rupiah menguat, apresiasinya hanya akan tipis dan tetap berada di kisaran Rp 14.400 per dolar AS.
Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Andry Asmoro mengatakan, faktor domestik dan global masih menjadi tekanan bagi rupiah. Dari global karena memanasnya perang dagang antara AS dan China setelah tidak menemukan kesepakatan pada minggu lalu menjadi katalis negatif.
Dari sisi domestik, pasar menunggu hasil Pemilihan Presiden yang akan diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Mei nanti. Hal ini turut membuat investor wait and see dengan pasangan calon terpilih dan seperti apa susunan kabinetnya nanti.
"Rupiah pada penutupan lalu terdepresiasi dan sepanjang hari ini rupiah masih akan bergerak di sekitar Rp 14.418 per dolar AS dan Rp 14.463 per dolar AS," ujar Andry kepada CNBC Indonesia, Jakarta, Senin (20/5/2019).
Sepanjang pekan lalu, rupiah melemah 0,87% di hadapan dolar AS. Depresiasi yang sudah lumayan dalam tersebut membuat rupiah punya peluang untuk mengalami technical rebound.
Berikut kurs dolar AS di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF) pada pukul 08:36 WIB:
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot. Padahal NDF sebelumnya murni dimainkan oleh investor asing, yang mungkin kurang mendalami kondisi fundamental perekonomian Indonesia.
(tas) Next Article Laju Rupiah Sepekan Merah, Cuma Ngamuk di Selasa & Jumat
Pada pembukaan perdagangan pasar spot tadi pagi, nilai tukar rupiah dibuka stagnan terhadap dolar AS. Kurs US$ 1 dibanderol Rp 14.445 kala pembukaan pasar. Sama seperti posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Kurs rupiah pada hari ini diperkirakan masih akan melemah. Kalau pun rupiah menguat, apresiasinya hanya akan tipis dan tetap berada di kisaran Rp 14.400 per dolar AS.
Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Andry Asmoro mengatakan, faktor domestik dan global masih menjadi tekanan bagi rupiah. Dari global karena memanasnya perang dagang antara AS dan China setelah tidak menemukan kesepakatan pada minggu lalu menjadi katalis negatif.
Dari sisi domestik, pasar menunggu hasil Pemilihan Presiden yang akan diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Mei nanti. Hal ini turut membuat investor wait and see dengan pasangan calon terpilih dan seperti apa susunan kabinetnya nanti.
"Rupiah pada penutupan lalu terdepresiasi dan sepanjang hari ini rupiah masih akan bergerak di sekitar Rp 14.418 per dolar AS dan Rp 14.463 per dolar AS," ujar Andry kepada CNBC Indonesia, Jakarta, Senin (20/5/2019).
Berikut kurs dolar AS di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF) pada pukul 08:36 WIB:
Periode | Kurs |
1 Pekan | Rp 14.480 |
1 Bulan | Rp 14.575 |
2 Bulan | Rp 14.670 |
3 Bulan | Rp 14.760 |
6 Bulan | Rp 14.992,5 |
9 Bulan | Rp 15.170 |
1 Tahun | Rp 15.370 |
2 Tahun | Rp 16.101 |
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot. Padahal NDF sebelumnya murni dimainkan oleh investor asing, yang mungkin kurang mendalami kondisi fundamental perekonomian Indonesia.
(tas) Next Article Laju Rupiah Sepekan Merah, Cuma Ngamuk di Selasa & Jumat
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular