
Perang Dagang Memanas, Bursa Saham Asia Volatile
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
20 May 2019 09:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia dibuka menguat pada perdagangan pertama di pekan ini: indeks Nikkei naik 0,26%, indeks Hang Seng naik 0,05%, dan indeks Kospi naik 0,52%. Namun saat ini bursa saham utama Asia mayoritas berada di zona merah.
Sejatinya, sentimen yang menyelimuti perdagangan hari ini bisa dibilang tak menguntungkan bagi pasar saham. Beberapa sumber mengatakan bahwa diskusi untuk mempersiapkan dialog dagang lanjutan antara AS dan China telah dihentikan, seiring dengan serangan yang dilancarkan Presiden AS Donald Trump kepada perusahaan telekomunikasi asal China, salah satunya Huawei, seperti dilansir dari CNBC International.
Seperti yang diketahui, pada pekan lalu Trump mendeklarasikan kondisi darurat nasional terkait ancaman yang dihadapi sektor teknologi AS melalui sebuah perintah eksekutif.
Hal tersebut memberikan kuasa kepada Menteri Perdagangan Wilbur Ross (dengan konsultasi bersama beberapa pejabat tingkat tinggi lainnya) untuk memblokir transaksi yang melibatkan informasi atau teknologi komunikasi yang "membawa risiko tinggi terhadap keamanan nasional AS".
Menindaklanjuti perintah eksekutif yang dikeluarkan Trump, Departemen Perdagangan AS menambahkan Huawei Technologies dan afiliasinya ke dalam Entity List dari Bureau Industry and Security (BIS), yang pada intinya akan membuat Huawei lebih sulit untuk melakukan bisnis dengan perusahaan asal AS.
China pun kemudian berang dengan langkah AS tersebut. Kementerian Perdagangan China kemarin memperingatkan bahwa sanksi terhadap perusahaan-perusahaan seperti Huawei dapat meningkatkan tensi perang dagang.
Namun, koreksi yang sudah cukup dalam sepanjang pekan lalu membuat aksi beli kini dilakukan di bursa saham Asia. Sepanjang pekan lalu, indeks Nikkei melemah 0,44%, indeks Hang Seng ambruk 2,11%, dan indeks Kospi anjlok 2,48%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Hari Buruh, Beberapa Bursa Asia-Pasifik Dibuka Menguat
Sejatinya, sentimen yang menyelimuti perdagangan hari ini bisa dibilang tak menguntungkan bagi pasar saham. Beberapa sumber mengatakan bahwa diskusi untuk mempersiapkan dialog dagang lanjutan antara AS dan China telah dihentikan, seiring dengan serangan yang dilancarkan Presiden AS Donald Trump kepada perusahaan telekomunikasi asal China, salah satunya Huawei, seperti dilansir dari CNBC International.
Seperti yang diketahui, pada pekan lalu Trump mendeklarasikan kondisi darurat nasional terkait ancaman yang dihadapi sektor teknologi AS melalui sebuah perintah eksekutif.
Menindaklanjuti perintah eksekutif yang dikeluarkan Trump, Departemen Perdagangan AS menambahkan Huawei Technologies dan afiliasinya ke dalam Entity List dari Bureau Industry and Security (BIS), yang pada intinya akan membuat Huawei lebih sulit untuk melakukan bisnis dengan perusahaan asal AS.
China pun kemudian berang dengan langkah AS tersebut. Kementerian Perdagangan China kemarin memperingatkan bahwa sanksi terhadap perusahaan-perusahaan seperti Huawei dapat meningkatkan tensi perang dagang.
Namun, koreksi yang sudah cukup dalam sepanjang pekan lalu membuat aksi beli kini dilakukan di bursa saham Asia. Sepanjang pekan lalu, indeks Nikkei melemah 0,44%, indeks Hang Seng ambruk 2,11%, dan indeks Kospi anjlok 2,48%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Hari Buruh, Beberapa Bursa Asia-Pasifik Dibuka Menguat
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular