Cetak Laba Rp 123 M di Q1, Astrindo Kini Bidik 9 Proyek Baru

Monica Wareza, CNBC Indonesia
17 May 2019 18:26
PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) tahun ini bakal menggarap sembilan proyek baru.
Foto: Doc.Astrindo Nusantara Infrastruktur
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten pertambangan dan migas PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) tahun ini bakal menggarap sembilan proyek baru infrastruktur energi yang seluruhnya masih dalam tahap studi kelayakan (feasiblity study/FS) yang diperkirakan selesai pada kuartal III-2019.

Bahkan saat ini, perusahaan tengah mengkaji biaya proyek dengan total perkiraan senilai US$ 2,456 miliar atau setara dengan Rp 35 triliun (asumsi kurs Rp 14.300/US$) dan potensi pendapatan tahunan lebih dari US$ 1 miliar.

Adapun potensi EBITDA atau laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi dari proyek-proyek tersebut sebesar US$ 400 juta atau Rp 5,72 triliun.


Direktur Utama Astrindo Nusantara Infrastruktur Ray Anthony Gerungan mengatakan untuk menggarap proyek-proyek tersebut, perusahaan telah memperoleh izin untuk menjaminkan aset perusahaan untuk memperoleh modal kerja.
 

Dia mengatakan beberapa proyek awal akan fokus pada perluasan infrastruktur yang ada untuk meningkatkan kapasitas penanganan batu bara perusahaan hingga 24 -30 juta ton.

"Proyek-proyek ini juga akan berdampak pada menurunnya biaya penanganan batu bara dan memberikan keunggulan kompetitif di pasar bagi klien perusahaan," kata Ray dalam siaran pers, dikutip CNBC Indonesia, Jumat (17/5).


Selain itu, perusahaan juga baru saja melakukan restrukturisasi pinjaman dan mendapat pinjaman baru sebesar US$ 235 juta di akhir tahun 2018 dengan tingkat bunga lebih rendah dan jangka waktu pengembalian yang lebih panjang.

Dampak dari restrukturisasi tersebut, beban keuangan menurun sebesar 30,6% dari US$ 21,99 juta pada kuartal I-2018 menjadi US$ 15,27 juta pada kuartal I-2019.

Perseroan juga telah mencatat laba bersih sebesar US$ 8,61 juta (sekitar Rp 123 miliar) pada kuartal 1-2019 setelah sebelumnya rugi sebesar US$ 2,75 juta. Dari sisi EBITDA, perseroan memperoleh US$ 41 juta pada kuartal I-2019, meningkat bila dibandingkan dengan periode yang sama 2018 yang sebesar US$ 36,2 juta.

Secara keseluruhan, secara konsolidasi dari sisi EBITDA, perseroan menargetkan US$ 160 juta di tahun 2019, meningkat dari 2018 yang sebesar US$ 145 juta. Target Pendapatan tahun ini sebesar US$ 212 juta, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar US$ 209 juta.

BIPI yang sebelumnya bernama PT Benakat Integra Tbk, adalah perusahaan infrastruktur energi terintegrasi yang mengoperasikan infrastruktur pertambangan melalui anak perusahaannya PT Astrindo Mahakarya Indonesia dan PT Mega Abadi Jayatama.

Astrindo lewat entitas anak PT Mitratama Perkasa dan PT Nusa Tambang Pratama memiliki kontrak jangka panjang dengan produsen batu bara terbesar di Indonesia yaitu PT Kaltim Prima Coal dan PT Arutmin Indonesia.

Adapun Mega Abadi Jayatama bermitra dengan Italthai yang yang berbasis di Thailand, untuk mengoperasikan PT Putra Hulu Lematang.


(tas) Next Article Begini Upaya Astrindo Nusantara Tingkatkan Kinerja

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular