
Suntik Iflix, MNC Berpeluang Raup Rp 1 T dari Rights Issue
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
17 May 2019 10:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten media Grup MNC, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) berencana untuk menggalang dana segar lewat penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue guna menambah modal perusahaan.
Jumlah saham baru maksimum yang akan diterbitkan perusahaan adalah maksimal 1,14 miliar saham atau sebanyak-banyaknya 8% dari seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh per tanggal 31 Desember 2018. Selain itu, manajemen mengungkapkan tidak ada pembeli siaga (stanby buyer) pada rights issue kali ini.
Hanya saja, harga pelaksanaan rights issue tersebut belum diungkapkan. "Harga pelaksanaan akan ditentukan sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku di pasar modal," tulis manajemen MNCN dalam keterbukaan informasi, Kamis (16/5/2019).
Perseroan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 24 Juni mendatang untuk meminta persetujuan aksi korporasi ini.
Data perdagangan menunjukkan harga saham MNCN hingga Jumat ini (17/5), diperdagangkan secara rata-rata Rp 902/saham. Artinya dengan asumsi harga rata-rata tersebut dan jumlah saham maksimal sebanyak 1.142.088.280 saham, maka MNCN kemungkinan bisa meraup dana sekitar Rp 1,03 triliun.
Dalam prospektus singkat rights issue, disebutkan dana yang terhimpun akan digunakan oleh perusahaan untuk memperkuat daya saing di bidang digital advertising, memperkuat struktur permodalan dan menurunkan rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER).
Sejatinya rasio utang terhadap ekuitas MNCN sepanjang tahun lalu hanya sekitar 0,54x, di mana angka tersebut masih terbilang memiliki resiko kredit yang rendah. Perolehan tersebut juga masih di bawah rerata industri media yang memiliki nilai DER 0,97x.
Penghimpunan dana kali ini juga dilakukan seiring dengan niat perusahaan untuk menyuntik dana investasi pada salah satu penyedia layanan hiburan digital di Asia Tenggara, Iflix.
"Kami selalu mencari cara untuk memonetisasi konten kami dan kami senang mengambil bagian dalam monetisasi digital bermitra dengan Iflix. Kami juga memilih untuk berinvestasi di saham iflix karena kami percaya bahwa perusahaan akan tumbuh secara signifikan dalam waktu dekat," kata David Fernando Audy, CEO MNCN, dalam siaran pers, dikutip CNBC Indonesia, Sabtu (4/5/2019).
Dengan kemitraan ini, Iflix akan dapat membeli 10.000 jam konten dari program utama MNC untuk ditayangkan (streaming) secara eksklusif langsung di Iflix.
Iflix saat ini tersedia untuk pelanggan di beberapa negara termasuk Indonesia, Filipina, Thailand, Brunei, Sri Lanka, Pakistan, Myanmar dan Vietnam, selain kantor pusatnya di Malaysia. Lebih lanjut, layanan ini juga akan tersedia di negara lainnya termasuk Maladewa, Kuwait, Bahrain dan Arab Saudi.
Sebagai informasi, tahun lalu MNCN membukukan laba bersih sebesar 1,53 triliun, naik 5,37% secara tahunan dibandingkan laba tahun 2018 yang sebesar 1,46 triliun.
Sementara itu, pada 3 bulan pertama tahun ini, laba bersih perusahaan meroket hampir dua kali lipat (99,85% YoY) menjadi Rp 547,68 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 274,04 miliar.
Pertumbuhan laba bersih yang fantastis pada kuartal pertama tahun ini didukung dari kenaikan pendapatan konten dan iklan digital. Terlebih lagi, tidak seperti periode sebelumnya, pada periode ini perusahaan mencatatkan keuntungan atas selisih kurs mencapai Rp 70,34 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas) Next Article Emiten Hary Tanoe Private Placement, Diserap Value Partners
Jumlah saham baru maksimum yang akan diterbitkan perusahaan adalah maksimal 1,14 miliar saham atau sebanyak-banyaknya 8% dari seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh per tanggal 31 Desember 2018. Selain itu, manajemen mengungkapkan tidak ada pembeli siaga (stanby buyer) pada rights issue kali ini.
Hanya saja, harga pelaksanaan rights issue tersebut belum diungkapkan. "Harga pelaksanaan akan ditentukan sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku di pasar modal," tulis manajemen MNCN dalam keterbukaan informasi, Kamis (16/5/2019).
Data perdagangan menunjukkan harga saham MNCN hingga Jumat ini (17/5), diperdagangkan secara rata-rata Rp 902/saham. Artinya dengan asumsi harga rata-rata tersebut dan jumlah saham maksimal sebanyak 1.142.088.280 saham, maka MNCN kemungkinan bisa meraup dana sekitar Rp 1,03 triliun.
Dalam prospektus singkat rights issue, disebutkan dana yang terhimpun akan digunakan oleh perusahaan untuk memperkuat daya saing di bidang digital advertising, memperkuat struktur permodalan dan menurunkan rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER).
Sejatinya rasio utang terhadap ekuitas MNCN sepanjang tahun lalu hanya sekitar 0,54x, di mana angka tersebut masih terbilang memiliki resiko kredit yang rendah. Perolehan tersebut juga masih di bawah rerata industri media yang memiliki nilai DER 0,97x.
Penghimpunan dana kali ini juga dilakukan seiring dengan niat perusahaan untuk menyuntik dana investasi pada salah satu penyedia layanan hiburan digital di Asia Tenggara, Iflix.
"Kami selalu mencari cara untuk memonetisasi konten kami dan kami senang mengambil bagian dalam monetisasi digital bermitra dengan Iflix. Kami juga memilih untuk berinvestasi di saham iflix karena kami percaya bahwa perusahaan akan tumbuh secara signifikan dalam waktu dekat," kata David Fernando Audy, CEO MNCN, dalam siaran pers, dikutip CNBC Indonesia, Sabtu (4/5/2019).
Dengan kemitraan ini, Iflix akan dapat membeli 10.000 jam konten dari program utama MNC untuk ditayangkan (streaming) secara eksklusif langsung di Iflix.
Iflix saat ini tersedia untuk pelanggan di beberapa negara termasuk Indonesia, Filipina, Thailand, Brunei, Sri Lanka, Pakistan, Myanmar dan Vietnam, selain kantor pusatnya di Malaysia. Lebih lanjut, layanan ini juga akan tersedia di negara lainnya termasuk Maladewa, Kuwait, Bahrain dan Arab Saudi.
Sebagai informasi, tahun lalu MNCN membukukan laba bersih sebesar 1,53 triliun, naik 5,37% secara tahunan dibandingkan laba tahun 2018 yang sebesar 1,46 triliun.
Sementara itu, pada 3 bulan pertama tahun ini, laba bersih perusahaan meroket hampir dua kali lipat (99,85% YoY) menjadi Rp 547,68 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 274,04 miliar.
Pertumbuhan laba bersih yang fantastis pada kuartal pertama tahun ini didukung dari kenaikan pendapatan konten dan iklan digital. Terlebih lagi, tidak seperti periode sebelumnya, pada periode ini perusahaan mencatatkan keuntungan atas selisih kurs mencapai Rp 70,34 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas) Next Article Emiten Hary Tanoe Private Placement, Diserap Value Partners
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular