
Grup MNC Suntik Modal ke Iflix, Prospek Bisnis Streaming?
Rehia Sebayang , CNBC Indonesia
04 May 2019 17:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten media Grup MNC, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) mengungkapkan langkah menyuntik dana investasi kepada perusahaan penyedia layanan hiburan digital di Asia Tenggara, iflix, karena memandang potensi bisnis layanan tersebut di masa depan.
"Kami selalu mencari cara untuk memonetisasi konten kami dan kami senang mengambil bagian dalam monetisasi digital bermitra dengan iflix. Kami juga memilih untuk berinvestasi di saham iflix karena kami percaya bahwa perusahaan akan tumbuh secara signifikan dalam waktu dekat," kata David Fernando Audy, CEO MNCN, dalam siaran pers, dikutip CNBC Indonesia, Sabtu (4/5/2019).
Iflix telah menerima sejumlah investasi dari MNCN sehingga Grup MNC milik taipan Hary Tanoesoedibjo ini resmi menjadi pemegang saham, kendati perseroan tidak mengungkapkan besaran investasi tersebut.
Dengan kemitraan ini, iflix akan dapat membeli 10.000 jam konten dari program utama MNC untuk ditayangkan (streaming) secara eksklusif langsung di iflix.
"Indonesia terus menjadi pasar yang sangat penting bagi iflix dan sumber daya MNC dalam industri ini adalah keuntungan yang kuat bagi kami dalam pelaksanaan strategi kami. Ini karena kami terus memperkuat bisnis di layanan hiburan digital di Indonesia," kata Mark Britt, Co-Founder and Group CEO iflix.
Iflix saat ini tersedia untuk pelanggan di beberapa negara termasuk Indonesia, Filipina, Thailand, Brunei, Sri Lanka, Pakistan, Myanmar dan Vietnam, selain kantor pusatnya di Malaysia. Lebih lanjut, layanan ini juga akan tersedia di negara lainnya termasuk Maladewa, Kuwait, Bahrain dan Arab Saudi.
Dikutip dari Dealstreetasia, Desember lalu, iflix menarik diri dari Afrika setelah menjual bisnis regionalnya ke perusahaan telekomunikasi Econet Global.
Perusahaan streaming video yang berbasis di Malaysia ini juga mendapatkan suntikan dana dalam investasi strategis yang signifikan dari konglomerat hiburan Jepang Yoshimoto Kogyo pada April lalu.
Iflix juga mendapat pendanaan strategis dari JTBC Content Hub, cabang distribusi konten perusahaan media Korea Selatan JTBC. Ini adalah bagian dari serangkaian investasi dan kemitraan untuk iflix yang didirikan pada 2014 oleh Mark Britt dan CEO Catcha Group, Patrick Grove.
Terahir, perusahaan mengumpulkan US$ 133 juta pada September 2017 dalam sebuah putaran pendanaan yang dipimpin oleh Hearst Communications yang berbasis di Amerika Serikat (AS), EDBI yang berbasis di Singapura, dan klien dari DBS Private Bank.
Beberapa investor lain di perusahaan ini adalah Liberty Global, Zain, Sky PLC dan bank merchant yang berbasis di Los Angeles, Evolution Media Capital.
Iflix juga dikabarkan akan menyiapkan penawaran saham perdana atau initial public offering (IIPO) di Australian Securities Exchange. Jika terealisasi, maka akan mendorong valuasi perusahaan menjadi lebih dari US$ 1 miliar, dengan syarat harus meningkatkan modal, setidaknya melalui dua putaran pendanaan lain, sebelum mempertimbangkan go public.
Adapun MNCN saat ini punya kinerja positif. Pada kuartal I-2019, laba bersih naik signifikan hingga 98% menjadi Rp 585 miliar. Pada periode yang sama tahun lalu, perseroan tercatat membukukan laba bersih Rp 296 miliar.
Kenaikan laba signifikan tersebut ditopang oleh kenaikan pendapatan yang relatif signifikan. Pendapatan bersih perseroan kuartal I-2019 tercatat mencapai Rp 1,89 triliun naik 18% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,6 triliun.
(tas) Next Article Wow! Laba Perusahaan Media Hary Tanoe di Q1 Melesat 98%
"Kami selalu mencari cara untuk memonetisasi konten kami dan kami senang mengambil bagian dalam monetisasi digital bermitra dengan iflix. Kami juga memilih untuk berinvestasi di saham iflix karena kami percaya bahwa perusahaan akan tumbuh secara signifikan dalam waktu dekat," kata David Fernando Audy, CEO MNCN, dalam siaran pers, dikutip CNBC Indonesia, Sabtu (4/5/2019).
Iflix telah menerima sejumlah investasi dari MNCN sehingga Grup MNC milik taipan Hary Tanoesoedibjo ini resmi menjadi pemegang saham, kendati perseroan tidak mengungkapkan besaran investasi tersebut.
Dengan kemitraan ini, iflix akan dapat membeli 10.000 jam konten dari program utama MNC untuk ditayangkan (streaming) secara eksklusif langsung di iflix.
"Indonesia terus menjadi pasar yang sangat penting bagi iflix dan sumber daya MNC dalam industri ini adalah keuntungan yang kuat bagi kami dalam pelaksanaan strategi kami. Ini karena kami terus memperkuat bisnis di layanan hiburan digital di Indonesia," kata Mark Britt, Co-Founder and Group CEO iflix.
Iflix saat ini tersedia untuk pelanggan di beberapa negara termasuk Indonesia, Filipina, Thailand, Brunei, Sri Lanka, Pakistan, Myanmar dan Vietnam, selain kantor pusatnya di Malaysia. Lebih lanjut, layanan ini juga akan tersedia di negara lainnya termasuk Maladewa, Kuwait, Bahrain dan Arab Saudi.
Dikutip dari Dealstreetasia, Desember lalu, iflix menarik diri dari Afrika setelah menjual bisnis regionalnya ke perusahaan telekomunikasi Econet Global.
Perusahaan streaming video yang berbasis di Malaysia ini juga mendapatkan suntikan dana dalam investasi strategis yang signifikan dari konglomerat hiburan Jepang Yoshimoto Kogyo pada April lalu.
Iflix juga mendapat pendanaan strategis dari JTBC Content Hub, cabang distribusi konten perusahaan media Korea Selatan JTBC. Ini adalah bagian dari serangkaian investasi dan kemitraan untuk iflix yang didirikan pada 2014 oleh Mark Britt dan CEO Catcha Group, Patrick Grove.
Terahir, perusahaan mengumpulkan US$ 133 juta pada September 2017 dalam sebuah putaran pendanaan yang dipimpin oleh Hearst Communications yang berbasis di Amerika Serikat (AS), EDBI yang berbasis di Singapura, dan klien dari DBS Private Bank.
Beberapa investor lain di perusahaan ini adalah Liberty Global, Zain, Sky PLC dan bank merchant yang berbasis di Los Angeles, Evolution Media Capital.
Iflix juga dikabarkan akan menyiapkan penawaran saham perdana atau initial public offering (IIPO) di Australian Securities Exchange. Jika terealisasi, maka akan mendorong valuasi perusahaan menjadi lebih dari US$ 1 miliar, dengan syarat harus meningkatkan modal, setidaknya melalui dua putaran pendanaan lain, sebelum mempertimbangkan go public.
Adapun MNCN saat ini punya kinerja positif. Pada kuartal I-2019, laba bersih naik signifikan hingga 98% menjadi Rp 585 miliar. Pada periode yang sama tahun lalu, perseroan tercatat membukukan laba bersih Rp 296 miliar.
Kenaikan laba signifikan tersebut ditopang oleh kenaikan pendapatan yang relatif signifikan. Pendapatan bersih perseroan kuartal I-2019 tercatat mencapai Rp 1,89 triliun naik 18% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,6 triliun.
(tas) Next Article Wow! Laba Perusahaan Media Hary Tanoe di Q1 Melesat 98%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular