
Neraca Dagang Singapura Kontraksi, Straits Times Merah Lagi
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
17 May 2019 08:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah ditutup menguat 0,36% pada perdagangan kemarin (16/5/2019), indeks acuan bursa Singapura kembali memerah pada perdagangan jelang akhir pekan, Jumat (17/5/2019).
Straits Times (STI) dibuka melemah terbatas 0,04% menjadi 3.231,45 poin. Dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 10 mencatatkan kenaikan harga, 15 saham melemah, dan 5 saham tidak mencatatkan perubahan harga.
Rilis data ekonomi yang kurang ciamik kembali memantik aksi jual di pasar modal Negeri Singa.
Ekspor non-migas (Non-oil Domestic Exports/NODX) Singapura pada April terkontraksi 10% secara tahunan (YoY), jauh di bawah konsensus pasar yang memperkirakan penurunan 6% YoY. NODX bulan lalu anjlok karena penjualan barang elektronik trun 16,3% YoY dan penjualan produk non-elektronik terkoreksi 7,9% YoY, dilansir Trading Economics.
Lebih lanjut penurunan ekspor paling dalam adalah ekspor ke Jepang (-31,1%), Uni Eropa (25,4%), Korea Selatan (19,8%), Taiwan (15,8%). Ekspor ke China juga turun 5,8%, namun karena porsi ekspor ke Negeri Tirai Bambu sekitar 13% dari total ekspor, maka penurunannya berkontribusi sangat besar.
Di lain pihak, neraca perdagangan Singapura bulan lalu tercatat sebesar S$ 2,78 miliar. Angka ini turun dibandingkan perolehan Maret senilai S$ 3,62 miliar, ini menjadi penurunan 3 bulan berturut-turut, dilansir Trading Economics.
Data ekonomi dalam negeri yang kurang memuaskan, kembali menunjukkan bahwa perekonomian Singapura mendapatkan tekanan dari ketegangan perang dagang AS dan China yang belum kunjung usai.
Lembaga pemeringkat global Fitch juga menganalisa bahwa sektor perbankan Negeri Singa akan menghadapi tantangan yang cukup besar mengingat resiko prospek global yang penuh dengan ketidakpastian, dilansir Straits Times.
Fitch menambahkan Singapura mungkin juga menderita dari berkurangnya investasi Cina di luar negeri karena ekonomi Negeri Tiongkok yang melambat.
Pada hari ini, tidak ada rilis data ekonomi tambahan dari Singapura.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/hps) Next Article The Fed Naikkan Suku Bunga, Bursa Singapura Malah Menguat
Straits Times (STI) dibuka melemah terbatas 0,04% menjadi 3.231,45 poin. Dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 10 mencatatkan kenaikan harga, 15 saham melemah, dan 5 saham tidak mencatatkan perubahan harga.
Rilis data ekonomi yang kurang ciamik kembali memantik aksi jual di pasar modal Negeri Singa.
Lebih lanjut penurunan ekspor paling dalam adalah ekspor ke Jepang (-31,1%), Uni Eropa (25,4%), Korea Selatan (19,8%), Taiwan (15,8%). Ekspor ke China juga turun 5,8%, namun karena porsi ekspor ke Negeri Tirai Bambu sekitar 13% dari total ekspor, maka penurunannya berkontribusi sangat besar.
Di lain pihak, neraca perdagangan Singapura bulan lalu tercatat sebesar S$ 2,78 miliar. Angka ini turun dibandingkan perolehan Maret senilai S$ 3,62 miliar, ini menjadi penurunan 3 bulan berturut-turut, dilansir Trading Economics.
Data ekonomi dalam negeri yang kurang memuaskan, kembali menunjukkan bahwa perekonomian Singapura mendapatkan tekanan dari ketegangan perang dagang AS dan China yang belum kunjung usai.
Lembaga pemeringkat global Fitch juga menganalisa bahwa sektor perbankan Negeri Singa akan menghadapi tantangan yang cukup besar mengingat resiko prospek global yang penuh dengan ketidakpastian, dilansir Straits Times.
Fitch menambahkan Singapura mungkin juga menderita dari berkurangnya investasi Cina di luar negeri karena ekonomi Negeri Tiongkok yang melambat.
Pada hari ini, tidak ada rilis data ekonomi tambahan dari Singapura.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/hps) Next Article The Fed Naikkan Suku Bunga, Bursa Singapura Malah Menguat
Most Popular