Indikator Ekonomi AS Bagus, Dolar Kembali Menguat

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 May 2019 21:16
Indeks dolar kembali menguat awal perdagangan sesi AS Kamis (16/5/19), terdorong serangkaian data-data indikator ekonomi yang lebih bagus dari prediksi.
Foto: Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks dolar kembali menguat awal perdagangan sesi Amerika Serikat (AS) Kamis (16/5/19), terdorong serangkaian data-data indikator ekonomi yang lebih bagus dari prediksi. Eskalasi perang dagang AS - China masih tetap menjadi headline pada hari ini.



Pada pukul 20:37 WIB, indeks dolar berada di kisaran 97,70 atau menguat 0,14%, melansir data dari Refinitiv. Dari enam mata uang yang membentuk indeks dolar, tiga lawan beratnya yakni euro turun 0,13%, poundsterling dan yen masing-masing melemah 0,4% dan 0,24%. 

Federal Reserve Philadelphia melaporkan indeks aktivitas manufktur bulan Mei naik menjadi 16,6 dari bulan sebelumnya 8,5. Angka tersebut lebih tinggi dari prediksi di Forex Factory 10,0. Angka indeks Mei sekaligus menjadi yang tertinggi dalam empat bulan terakhir.



Sementara itu Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan jumlah klaim tunjangan pengangguran pada pekan lalu turun menjadi 212.000 orang, lebih rendah dari pekan sebelumnya 228.000, dan lebih rendah dari prediksi 220.000 orang.

Sementara dari sektor perumahan data ijin membangun bulan April naik menjadi 1,3 juta, lebih tinggi dari prediksi 1,29 juta. Begitu juga dengan jumlah rumah dan konstruksi yang mulai dikerjakan naik menjadi 1,24 juta lebih tinggi dari prediksi 1,21 juta.

Serangkaian data tersebut menjadi sentimen positif di tengah memanasnya perang dagang AS - China. Presiden Trump sudah mendeklarasikan keadaan darurat nasional terhadap ancaman yang dihadapi sektor teknologi.

Presiden Trump sudah mengeluarkan perintah eksekutif yang memberikan wewenang bagi Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross untuk memblokir transaksi yang melibatkan transfer informasi atau teknologi yang dapat mengancam keamanan dalam negeri, melansir CNBC International.

Langkah diambil membidik perusahaan-perusahaan China yang selama ini dituduh melakukan pencurian teknologi.

Selain itu rencana Trump untuk menunda kenaikan bea impor sektor otomotif juga masih belum pasti. Gedung Putih memiliki tenggat waktu hingga Sabtu (18/5/2019) mendatang untuk memutuskan apakah akan mengenakan bea masuk terhadap impor mobil dan suku cadangnya dengan alasan keamanan nasional.

Uni Eropa telah menyiapkan daftar panjang tarif impor balasan yang akan dijatuhkan kepada produk-produk AS bila Trump benar-benar menjadikan otomotif sebagai sasaran perang dagang terbarunya, dan perang dagang akan semakin meluas.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap) Next Article Dolar Unjuk Kekuatan Lagi Terhadap Mata Uang Utama

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular