Isu Perang Dagang Diacuhkan Dulu, Bursa AS Dibuka Menghijau

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
16 May 2019 21:22
Bursa AS menguat setelah investor mengakumulasi saham didorong kinerja positif emiten unggulan dan mengesampingkan isu perang dagang.
Foto: Ekspresi Trader di lantai bursa amerika di New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, AS, 12 November 2018. REUTERS / Brendan McDermid
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat pada Kamis (16/5/2019), setelah investor memanfaatkan momentum kinerja positif emiten unggulan guna mengakumulasi saham dan mengesampingkan dulu kekhawatiran seputar perang dagang.

Indeks Dow Jones Industrial Average (Dow Jones) dalam pembukaan pasar pukul 08:30 waktu setempat, atau pukul 20:30 WIB, menguat 115 poin atau 0,43% ke 25.763. Sementara itu, indeks S&P 500 menguat 0,3% atau 11 poin ke 2.862, sedangkan indeks Nasdaq tumbuh 0,2% atau 28 poin ke 7.850.


Harga saham Walmart menguat lebih dari 3% setelah emiten peritel tersebut membukukan kinerja kuartal I-2019 yang melampaui ekspektasi analis. Demikian juga dengan emiten piranti lunak Cisco Systems. 

Kenaikan bursa saham tersebut terjadi di tengah sentimen negatif dari perang dagang antara AS dan China. Investor menilai sentimen negatif perang dagang sudah cukup terfaktorkan dalam koreksi dari awal bulan ini. Hingga Rabu kemarin, seluruh indeks di bursa AS jatuh lebih dari 3% sepanjang bulan ini.

"Dengan mengasumsikan AS dan China mencapai kesepakatan dagang dalam beberapa bulan ke depan, koreksi di bursa saham seharusnya bersifat sesaat dan harga akan kembali naik dalam 6-12 bulan," tutur Perencana Trading MRB Partners Salvatore Ruscitti, dalam laporan risetnya sebagaimana dikutip CNBC International.

Kekhawatiran seputar perang dagang AS dan China sedikit berkurang pada Rabu setelah CNBC International melaporkan bahwa Trump berencana menunda tarif atas impor produk otomotif hingga enam bulan ke depan.

Reli di bursa AS hari ini cenderung dibatasi oleh pernyataan Presiden AS  Donald Trump yang pada Rabu mengumumkan "darurat nasional terhadap ancaman yang mengintai teknologi AS". Pelaku pasar berspekulasi, langkah ini akan diikuti pelarangan korporasi AS berbisnis dengan perusahaan telkomunikasi China, Huawei.

Kementerian Perdagangan AS mengumumkan Huawei Technologies dan perusahaan terafiliasinya masuk di daftar Bureau of Industry and Security (BIS), yang kian menyulitkannya untuk menggarap peluang bisnis dengan perusahaan AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA



(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular