Hingga April, Adhi Karya Raih Kontrak Baru Rp 3,9 T

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
16 May 2019 09:59
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) meraih kontrak baru hingga April 2019 sebesar Rp 3,9 triliun.
Foto: Lintasan LRT. (CNBC indonesia/Monica Wareza)
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten konstruksi yang masuk anggota Holding BUMN Infrastruktur, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) meraih kontrak baru hingga April 2019 sebesar Rp 3,9 triliun di luar pajak.

Realisasi perolehan kontrak baru tersebut didominasi oleh pembangunan proyek Transit Oriented Development (TOD) milik PT Adhi Commuter Properti senilai Rp 415,0 miliar dan renovasi gedung karya Kementerian Perhubungan sebesar Rp 158,1 miliar.

Corporate Secretary ADHI, Ki Syahgolang Permata merinci besaran kontribusi per lini bisnis pada perolehan kontrak baru pada April 2019 yang meliputi lini bisnis konstruksi dan energi sebesar 81,1%, properti sebesar 18,6% dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.


Adapun berdasarkan tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari proyek gedung sebesar 68,5%, jalan dan jembatan sebesar 2,4%, serta proyek infrastruktur lainnya sebesar 29,1%.

"Jika dilihat berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru dari pemerintah sebesar 6,7%, BUMN sebesar 86,4%, sementara swasta dan lainnya sebesar 6,9%," kata Ki Syahgolang, dalam keterangan pers yang diterima CNBC Indonesia, Kamis (16/5/2019).

ADHI juga menyampaikan bahwa proyek LRT Jabodebek tahap I telah mencapai 61,9% di mana jalur dengan kemajuan terbesar adalah lintas Cawang-Cibubur sudah 81,7%. Lintas Cawang-Kuningan-Dukuh Atas baru rampung 50,7% dan Lintas Cawang-Bekasi Timur sudah mencapai 56,0%.

Sepanjang tahun 2018, total pendapatan ADHI tumbuh relatif stabil dengan naik 3,22% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 15,66 triliun dari sebelumnya Rp 15,16 triliun.

Namun perusahaan berhasil mengantongi laba bersih mencapai Rp 644,16 miliar, naik 25% YoY. Alasannya, pos pembiayaan utama seperti beban pokok pendapatan dan beban penjualan, proporsinya berhasil ditekan tahun lalu.

ADHI kini sudah menanggalkan status persero, sudah masuk dalam Holding BUMN Infrastruktur, bersama dengan PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT Yodya Karya dengan induk usaha yakni PT Hutama Karya (Persero).


(tas) Next Article LRT Rampung, Adhi Bocorkan Mega Proyek Berikutnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular