Dirundung Neraca & Perang Dagang, Rupiah Masih Tertekan

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
16 May 2019 09:17
Fundamental Rupiah Masih Lemah
Foto: Ilustrasi Rupiah dan Dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Sementara itu, faktor dari dalam tubuh rupiah sendiri juga tidak kuat.

Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan kinerja perdagangan internasional (ekspor-impor) Indonesia periode April 2019.

Sayangnya pada bulan April Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan sebesar US$ 2,5 miliar. Tak tanggung-tanggung, itu merupakan defisit yang paling dalam sepanjang sejarah Indonesia.

Penyebabnya adalah kinerja ekspor yang ternyata turun cukup jauh. Sepanjang bulan April 2019, Indonesia hanya mampu mencetak ekspor senilai US$ 12,6 miliar, atau turun hingga 10,8% year-on-year (YoY). Sementara impor hanya turun 6,58% YoY menjadi sebesar US$ 15,10.

Tentu saja profil kinerja perdagangan barang yang seperti itu tidak akan membuat investor senang.

Pasalnya defisit perdagangan barang yang masif akan memberi tekanan pada neraca transaksi berjalan (current account) Indonesia.

Nah, parahnya lagi, pekan lalu Bank Indonesia (BI) baru saja mengumumkan neraca transaksi berjalan kuartal I-2019 yang ternyata membukukan defisit (current account deficit/CAD) sebesar US$ 6,9 miliar atau setara 2,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Dengan CAD sebesar itu, artinya sudah semakin dalam dibanding kuartal I-2018 yang hanya 2,01% PDB.

Bila kinerja perdagangan tidak ngangkat, bukan hal yang mustahil apabila tahun ini CAD semakin lebar. Pun sepanjang tahun 2018, CAD Indonesia sudah setara dengan 2,98% PDB atau yang terdalam sejak 2014.

Transaksi berjalan merupakan komponen penting dalam stabilitas rupiah karena menggambarkan aliran dana yang masuk (atau keluar) melalui sektor riil, yang mana cenderung bertahan lama. Lain dengan aliran dana yang masuk melalui portfolio, dimana investor dapat dengan mudah menarik modalnya.

Kala di dalam negeri kurang pasokan modal karena terus tersedot ke luar, maka rupiah akan kekurangan energi untuk melawan dolar AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA (taa/hps)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular