Penuh Aksi Korporasi, Bukopin Cari Dana di Pasar Modal Rp 3 T

Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
16 May 2019 06:13
PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) agresif mencari dana di pasar modal pada tahun ini, meski sebelumnya tidak sering dilakukan.
Foto: dok. Bukopin
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) agresif mencari dana di pasar modal pada tahun ini, meski sebelumnya tidak sering dilakukan.
Total dana yang diincar dari pasar modal selama 2019 mencapai Rp 3 triliun, yang terdiri atas dua buah Efek Beragun Aset (EBA), sebuah obligasi senior, dan sebuah medium term notes (MTN).
Direktur Keuangan dan Perencanaan Bukopin Rachmat Kaimuddin mengatakan EBA pertama akan diterbitkan pada Juni mendatang atau paling lambat kuartal III-2019. EBA ini memiliki jaminan kredit pensiunan dengan kualitas lancar.
"Untuk EBA ini targetnya Rp 1 triliun dan kami akan menggandeng Bahana (sebagai penjamin emisi)," ujarnya, Rabu (15/5/2019) malam.


Bila ini jadi terlaksana maka ini merupakan EBA pertama di Indonesia yang diterbitkan dengan underlying kredit pensiunan. Mayoritas EBA yang diterbitkan selama ini berbasis Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
"Aset kredit pensiunan kami sekitar Rp 10 triliun. Tidak masalah kalau itu turun namun bisa mendukung pertumbuhan laba," ujarnya.
EBA berikutnya akan diterbitkan oleh Bukopin pada semester II-2019 dengan target Rp 500 miliar. EBA ini akan memiliki underlying KPR dan Bukopin akan menggandeng Sarana Multigriya Finansial (SMF).
"Kami juga akan menerbitkan obligasi dengan target Rp 1 triliun dan MTN atau NCD (negotiable certificate deposit) dengan target Rp 500 miliar pada semester II," ujarnya.
Rachmat mengatakan Bukopin akan lebih aktif mencari pendanaan di pasar modal agar likuiditas lebih stabil sehingga dapat mendukung ekspansi kredit.
Dana dari pasar modal, tuturnya, bisa digunakan seluruhnya untuk ekspansi kredit, berbeda dengan dana pihak ketiga yang harus disisihkan sebagian sesuai regulasi seperti giro wajib minimum (GWM).
Selain itu, tuturnya, DPK juga memiliki tenor jauh lebih pendek dibandingkan EBA atau obligasi, dan juga rentan terhadap kenaikan suku bunga yang bisa terjadi tiba-tiba.


Pada dasarnya, loan to deposit (LDR) Bukopin berada pada level 85,1% pada Maret 2019. Dengan kondisi tersebut sebenarnya masih ada ruang likuiditas untuk mendukung pertumbuhan kredit 2019 yang ditargetkan naik 8%.
Catatan CNBC Indonesia, Bukopin tidak terlalu sering mencari pendanaan di pasar modal dalam beberapa tahun terakhir. Bank yang dikendalikan oleh Bosowa Korporindo ini masih memiliki 2 obligasi subordinasi yang akan jatuh tempo pada 2022 dan 2024 mendatang.
Sebagai informasi, obligasi subordinasi diterbitkan untuk mendukung permodalan atau capital adequacy ratio (CAR). Sementara obligasi senior digunakan untuk likuiditas dalam menyalurkan kredit.

Penuh Aksi Korporasi, Bukopin Cari Dana di Pasar Modal Rp 3 TFoto: Jajaran Direksi PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) 



(dob/dob) Next Article Perkuat Likuiditas, Bukopin akan Terbitkan EBA & Obligasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular