
Antam Jajaki Akuisisi Nusa Halmahera, Begini Tahapannya
tahir saleh, CNBC Indonesia
14 May 2019 20:06

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menyatakan masih mengkaji soal wacana divestasi saham PT Nusa Halmahera Minerals (NHM). Meski sebelumnya, perusahaan tambang asal Australia, Newcrest Mining Limited (Newcrest) selaku pemegang saham pengendali telah menawarkan 26% sahamnya kepada Antam.
Saat ini, Antam masih memegang 25% saham NHM, sementara Newcrest memiliki 75% saham NHM. Awalnya Antam hanya memiliki 17,5% saham NHM lalu kemudian terjadi divestasi pertama sebesar 7,5% sehingga porsi Antam bertambah pada akhir 2012 menjadi 25%.
Direktur Keuangan Antam, Dimas Wikan Pramudhito mengatakan divestasi saham milik Newcrast tersebut sebelumnya menjadi kewajiban mengingat NHM memiliki izin Kontrak Karya sehingga perlakuannya pun sama dengan divestasi yang diwajibkan bagi Freeport Indonesia dan Newmont.
"Treatment-nya sama dengan pemegang Kontrak Karya, sehingga ada tahapan divestasinya. Yang pertama sudah diserap oleh Antam sebesar 7,5% sehingga porsi kami sekarang bertambah menjadi 25%," kata Dimas dalam acara Buka Bersama Wartawan di Jakarta, Selasa (14/5/2019).
Dia mengatakan pihaknya belum sampai pada tahapan kesimpulan untuk menyerap saham divestasi kedua dari Newcrest. Kendati Antam memiliki hak penawaran terlebih dahulu atas saham yang dijual alias rights of first refusal.
"Kami belum yes or no (serap divestasi kedua). Kami ada beberapa tahapan dalam menjajaki kemungkinan menyerap divestasi ini," katanya.
Tahapan pertama pengkajian itu yakni Antam punya hak mendapatkan penawaran lebih dahulu karena memiliki 25% saham NHM. Pertimbangan kedua, Antam tengah mengkaji nilai saham dari pertambangan emas yang beroperasi di Gosowong, Maluku Utara tersebut.
Pihaknya sedang menunggu hasil penilaian atau appraisal dari Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP). "Selain menunggu dari KJPP, saat ini Antam juga melakukan penilaian secara internal dari sisi penghitungan valuasi," katanya.
Tahapan ketiga, perseroan yang sudah masuk dalam Holding BUMN Pertambangan di bawah PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum ini juga sudah menerjunkan tim geologi perusahaan ke lapangan untuk melihat secara langsung emas tersebut dan potensinya ke depan.
Sebelumnya manajemen Antam memang menjajaki peluang mengakuisisi 26% saham Newcrest di NHM. Upaya divestasi saham oleh Newcrest adalah untuk memenuhi kesepakatan dalam amandemen kontrak NHM pada 2018.
Dalam kesepakatan, Newcrest wajib mendivestasikan saham milik mereka sebesar 51% kepada pihak nasional dalam jangka waktu 2 tahun setelah penandatangan kontrak, atau pada 2020. Saat ini sudah dilakukan sebesar 7,5% yang diserap Antam sehingga porsi Antam baru 25%. Dengan demikian tersisa kewajiban divestasi 26%.
Pada kuartal I-2018, Antam mencatatkan penjualan Rp 6,22 triliun, naik 9% dari periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp 5,73 triliun. Emas menjadi kontributor penjualan terbesar pada periode itu yakni Rp 3,94 triliun atau 63% dari total penjualan bersih kuartal I-2018.
Antam mencatatkan total volume produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung sebesar 470 kilogram pada 3 bulan pertama 2019, sementara volume penjualan emas Antam mencapai 6.517 kg.
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Bidik Cadangan Emas USD 14 M, Antam Bakal Kelola Blok Wabu?
Saat ini, Antam masih memegang 25% saham NHM, sementara Newcrest memiliki 75% saham NHM. Awalnya Antam hanya memiliki 17,5% saham NHM lalu kemudian terjadi divestasi pertama sebesar 7,5% sehingga porsi Antam bertambah pada akhir 2012 menjadi 25%.
"Treatment-nya sama dengan pemegang Kontrak Karya, sehingga ada tahapan divestasinya. Yang pertama sudah diserap oleh Antam sebesar 7,5% sehingga porsi kami sekarang bertambah menjadi 25%," kata Dimas dalam acara Buka Bersama Wartawan di Jakarta, Selasa (14/5/2019).
Dia mengatakan pihaknya belum sampai pada tahapan kesimpulan untuk menyerap saham divestasi kedua dari Newcrest. Kendati Antam memiliki hak penawaran terlebih dahulu atas saham yang dijual alias rights of first refusal.
"Kami belum yes or no (serap divestasi kedua). Kami ada beberapa tahapan dalam menjajaki kemungkinan menyerap divestasi ini," katanya.
Tahapan pertama pengkajian itu yakni Antam punya hak mendapatkan penawaran lebih dahulu karena memiliki 25% saham NHM. Pertimbangan kedua, Antam tengah mengkaji nilai saham dari pertambangan emas yang beroperasi di Gosowong, Maluku Utara tersebut.
Pihaknya sedang menunggu hasil penilaian atau appraisal dari Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP). "Selain menunggu dari KJPP, saat ini Antam juga melakukan penilaian secara internal dari sisi penghitungan valuasi," katanya.
Tahapan ketiga, perseroan yang sudah masuk dalam Holding BUMN Pertambangan di bawah PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum ini juga sudah menerjunkan tim geologi perusahaan ke lapangan untuk melihat secara langsung emas tersebut dan potensinya ke depan.
Sebelumnya manajemen Antam memang menjajaki peluang mengakuisisi 26% saham Newcrest di NHM. Upaya divestasi saham oleh Newcrest adalah untuk memenuhi kesepakatan dalam amandemen kontrak NHM pada 2018.
Dalam kesepakatan, Newcrest wajib mendivestasikan saham milik mereka sebesar 51% kepada pihak nasional dalam jangka waktu 2 tahun setelah penandatangan kontrak, atau pada 2020. Saat ini sudah dilakukan sebesar 7,5% yang diserap Antam sehingga porsi Antam baru 25%. Dengan demikian tersisa kewajiban divestasi 26%.
Pada kuartal I-2018, Antam mencatatkan penjualan Rp 6,22 triliun, naik 9% dari periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp 5,73 triliun. Emas menjadi kontributor penjualan terbesar pada periode itu yakni Rp 3,94 triliun atau 63% dari total penjualan bersih kuartal I-2018.
Antam mencatatkan total volume produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung sebesar 470 kilogram pada 3 bulan pertama 2019, sementara volume penjualan emas Antam mencapai 6.517 kg.
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Bidik Cadangan Emas USD 14 M, Antam Bakal Kelola Blok Wabu?
Most Popular