Jokowi Soroti Rupiah & Memanasnya Perang Dagang AS-China

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
14 May 2019 14:14
Jokowi memanggil sejumlah menteri Kabinet Kerja dan sejumlah pemangku kepentingan terkait di bidang keuangan untuk berdiskusi Istana Merdeka.
Foto: Wakil Perdana Menteri China Liu He (kiri) bersama Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin (kanan) dan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer (tengah) di Guesthouse Negara Bagian Diaoyutai di Beijing (29/3/2019). (Nicolas Asfouri / Pool via REUTERS)
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil sejumlah menteri Kabinet Kerja dan sejumlah pemangku kepentingan terkait di bidang keuangan untuk berdiskusi di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (14/5/2019).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Gubernur BI Perry Warjiyo dan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menjadi pejabat yang dipanggil ke Istana.

Pertemuan berlangsung selama kurang lebih dua jam dan berlangsung tertutup. Dalam pertemuan tersebut, Jokowi diakui menyoroti berbagai perkembangan ekonomi terkini, termasuk kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Tak hanya mata uang Garuda yang menjadi perhatian kepala negara, perang dagang antara AS dan China jilid kedua pun menjadi sorotan bagi orang nomor satu di Indonesia itu karena berpotensi mengganggu stabilitas.

"Kita diskusi situasi global, situasi dalam negeri soal ekonomi. Termasuk [perang dagang] itu juga. Tidak dalam juga dibicarakan," kata Darmin di kompleks kepresidenan, Selasa (14/5/2019).



Darmin mengemukakan, pemerintah saat ini sedang mendorong agar arus investasi masuk di berbagai sektor untuk menjaga ketahanan ekonomi nasional di tengah dinamika ketidakpastian perekonomian global.

"Tapi kita tidak perlu harus berpikir nasional. Kita lihat aja beberapa daerah yang pas untuk mendorong pariwisata atau industri," jelasnya.

"Artinya, mengantisipasi pelemahan ekonomi dunia, kita ingin ekonomi kita itu tetap relatif baik. Kalau bisa malah sedikit lebih baik dari tahun-tahun yang lalu. Kira-kira besarnya itu," tegas Darmin.

Jokowi Soroti Rupiah & Memanasnya Perang Dagang AS-ChinaFoto: Warga menukarkan sejumlah uang di mobil kas keliling dari sejumlah bank yang terparkir di Lapangan IRTI Monas, Jakarta, Senin (13/5/2019). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)


Dalam kesempatan sama, Ketua DK OJK Wimboh Santoso tak memungkiri, pembicaraan dengan Jokowi menyangkut seluruh aspek perekonomian, tak terkecuali mata uang Garuda yang saat ini tertekan dolar AS.

Rupiah terus tertekan sejak perdagangan Selasa (14/5/19) dibuka, pada pukul 12:28 WIB berada di kisaran Rp 14.450/US$. 


Perang dagang jilid II antara Amerika Serikat (AS) dengan China memicu kecemasan akan pelambatan ekonomi yang semakin dalam, dan memukul aset-aset berisiko. 
Mata uang negara-negara emerging market seperti Indonesia juga terimbas dampak negatif.

Perang dagang jilid I sebelumnya berdampak buruk bagi kondisi ekonomi global, berbagai institusi termasuk beberapa bank sentral utama dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi. Apalagi dengan jilid II di mana tarif impor yang diterapkan AS dan China semakin tinggi.

Simak video terkait perang dagang di bawah ini.

[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Darmin Nasution Diangkat Jadi Komut Smartfren

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular