Analisis Teknikal

Tensi AS-China Meninggi, IHSG Berpotensi Berakhir Memerah

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
13 May 2019 13:04
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ternyata menutup perdagangan di sesi I dengan pelemahan 0,24%.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta,CNBC Indonesia - Mengawali perdagangan dengan meyakinkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ternyata menutup perdagangan di sesi I dengan pelemahan 0,24% ke level 6.194, pada Senin (13/5/2019).

Sentimen negosiasi perang dagang AS-China yang belum juga menemukan titik temu menuju perdamaian membuat pelaku pasar di Asia ketar-ketir.

Akibatnya, tidak hanya IHSG yang memerah, bursa utama Asia juga melemah. Indeks Shanghai China tergerus 1%, Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,82%, Kospi Korea Selatan anjlok 1,21%, dan indeks Straits Times Singapura amblas 1,17%. Bursa Hong Kong (indeks Hang Seng) diliburkan untuk memperingati hari ulang tahun Buddha.

Perundingan dagang kedua negara adidaya tersebut telah digelar pada Kamis dan Jumat pekan lalu (9-10 Mei) di Washington. Namun kedua negara telah mengakhiri negosiasi tersebut tanpa menandatangani kesepakatan dagang.


Selain faktor eksternal, pasar keuangan dalam negeri juga tertekan oleh data transaksi berjalan yang kembali mengalami defisit (current account deficit/CAD). CAD kuartal I dilaporkan mencapai US$ 6,96 miliar atau setara dengan 2,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Defisit tersebut jauh lebih dalam dibandingkan kuartal I-2018 sebesar US$ 5,19 miliar atau 2,01% PDB.

Meskipun demikian, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI, neraca berjalan masuk di dalamnya) masih mencatatkan surplus sebesar US$ 2,4 miliar, lebih baik dibanding kuartal I-2018 yang mencatatkan defisit US$ 3,8 miliar.

Dengan dominasi faktor negatif yang lebih kuat, pelaku pasar lebih memilih merealisasikan keuntungan. Sektor industri dasar paling menekan IHSG dengan pelemahan terbesar secara persentase hingga 1,52%.

Data perdagangan menunjukkan, nilai transaksi harian tergolong sepi dengan hanya mencatatkan Rp 3,09 triliun. Investor asing cenderung melanjutkan aksi jualnya (net sell) sebesar Rp 140 miliar di pasar reguler.

Dari sisi teknikal, IHSG berpotensi menutup perdagangan hari ini di zona merah. Hal ini terlihat dari pergerakan grafik harian (intraday chart) yang memperlihatkan masih cenderung turun.

Hawa Perang Dagang AS-China Kuat, IHSG Potensi Berakhir MerahSumber: Refinitiv

Level penghalang pelemahan (support) IHSG yang terdekat berada di 6.180.

Secara pergerakan, IHSG dalam jangka pendek masih dalam kondisi tertekan dikarenakan bergerak di bawah rata-rata nilainya dalam 5 hari terakhir (moving average/MA5).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/tas) Next Article Ini Momen Nahas Kala IHSG Jatuh dalam 10 Tahun Terakhir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular