
Siap Happy Weekend! IHSG Berpotensi Reli 5 Hari Beruntun

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu mencatatkan reli kenaikannya yang ke-4 pada perdagangan Kamis (20/2/2020) kemarin dengan kenaikan 13 poin atau +0,23% ke level 5.942.
Memasuki perdagangan Jumat (21/2/2020) hari ini, Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan menguat terbatas. Rentang pergerakannya berpotensi pada level 5.925 hingga 5.990.
Transaksi bursa kemarin juga terlihat lebih ramai senilai Rp 6,89 triliun, lebih besar dari transaksi Rabu (19/2) sebelumnya yang sebesar Rp 6,26 triliun. Naiknya volume disertai penguatan menandakan gairah investor pada pasar saham sedang meningkat.
Secara teknikal, IHSG memiliki kecenderungan naik karena mulai bergerak di atas rata-rata harganya dalam 5 hari (Moving Average/MA-5). Indikator teknikal lainnya yakni moving average convergence-divergence (MACD) mulai membentuk persilangan naik (golden cross) pertanda akan tren kenaikan.
Akan tetapi penguatannya diperkirakan tidak akan terlalu besar, hal ini dikarenakan IHSG kembali dibayangi fluktuasi seiring terbentuknya pola flat (doji) pada penutupan sebelumnya yang tergambar melalui grafik candlestick.
![]() |
Dari bursa saham Amerika Serikat (AS), tiga indeks saham rata-rata ditutup melemah. Dow Jones (DJIA) turun 0,44% ke level 29.219, S&P 500 minus 0,38% ke level 3.373, dan Nasdaq terpeleset 0,67% ke level 9.750.
Wall Street sempat didera aksi jual masif, akan tetapi mampu menipiskan pelemahan di akhir perdagangan. Beberapa analis menganggap penurunan tersebut terjadi karena faktor teknikal dan naiknya sentimen akibat kecemasan akan pelambatan ekonomi global yang dipicu oleh wabah virus corona.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) dalam Rapat Dewan Gubernur (RDGBI) pada Kamis (20/2) kemarin mengumumkan menurunkan suku bunga acuan BI 7 Days RR sebanyak 25 basis poin menjadi 4,75%.
Gubernur BI mengatakan kebijakan moneter tetap akomodatif dan konsisten dengan prakiraan inflasi yang terkendali, stabilitas eksternal yang aman, serta sebagai langkah pre-emptive untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah tertahannya prospek pemulihan ekonomi global sehubungan dengan terjadinya Covid-19.
Keputusan tersebut di luar konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan suku bunga acuan akan bertahan di 5%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas) Next Article Meski Tekanan Jual Masih Tinggi, Siap-siap IHSG Reli Lagi