Rupiah memang sudah saatnya menguat. Maklum rupiah sudah cukup lama tertekan, sehingga berpotensi mengalami
technical rebound.Â
Dalam sebulan terakhir, rupiah melemah sampai 1,31%. Rupiah yang sudah murah membuat investor kembali tertarik mengoleksi mata uang ini.Â
Selain itu, sepertinya investor mengantisipasi rilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal I-2019. Pelaku pasar memperkirakan keseimbangan eksternal Indonesia membaik.Â
Pos yang akan menjadi sorotan adalah transaksi berjalan (
current account). Sebab transaksi berjalan mencerminkan arus devisa dari ekspor-impor barang dan jasa, sebuah sumber yang lebih tahan lama ketimbang kamar sebelah yaitu portofolio di pasar keuangan (
hot money).Â
Bank Indonesia (BI) memperkirakan defisit transaksi berjalan pada kuartal I-2019 lebih sedikit ketimbang kuartal sebelumnya yang mencapai 3,57% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sepanjang 2019, bank sentral meramal defisit transaksi berjalan menyusut ke arah 2,5% PDB dari 2,98% PDB pada 2018.Â
Putera Satria Sambijantoro, Ekonom Bahana Sekuritas, memperkirakan defisit transaksi berjalan kuartal I-2019 sebesar 2,6% PDB. Jika terwujud, maka bisa menjadi berita baik bagi investor karena lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya.Â
"Namun perlu dicatat bahwa 2,6% PDB masih di atas batas aman yang ditargetkan oleh BI," sebutnya dalam laporan yang diterima CNBC Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)