
Kasihan Rupiah, Ditekan Perang Dagang dan Ribut Copras-capres
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 May 2019 12:44

Andai di dalam negeri ada sentimen positif, mungkin saja rupiah tidak akan selemah ini. Masalahnya, yang muncul justru isu negatif terutama dari sisi politik.
Usai Pemilu 2019, dunia perpolitikan Indonesia bukannya tenang tetapi malah semakin gaduh. Hasil perhitungan sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) sejauh ini menempatkan pasangan Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin di pole position.
Namun kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno sejak awal terkesan enggan menerima hasil perhitungan suara KPU. Wacana kecurangan Pemilu terus dihembuskan, sampai muncul suara untuk menghentikan proses perhitungan suara. Sebab Pemilu yang dianggap curang akan menghasilkan pemimpin yang tidak sah.
Berdasarkan hasil Ijtima Ulama III di Sentul pada 1 Mei lalu, dihasilkan rekomendasi kecurangan Pemilu. Kecurangan tersebut dinilai bersifat terstruktur, sistematis, dan masif. Oleh karena itu, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi perlu melakukan langkah hukum dan prosedural yang dibutuhkan.
Delegitimasi hasil akhir perhitungan suara di KPU sangat mungkin terjadi. Siapa pun yang menang, pasti yang kalah tidak terima. Ini membuat suhu politik masih akan tetap panas.
Gaduh politik ini tentu membuat investor kurang nyaman. Akibatnya, insentif untuk berinvestasi di Indonesia pun berkurang. Di tengah ketidakpastian global, ribut copras-capres di dalam negeri bakal semakin membuat Indonesia dihindari oleh pemilik modal.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Usai Pemilu 2019, dunia perpolitikan Indonesia bukannya tenang tetapi malah semakin gaduh. Hasil perhitungan sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) sejauh ini menempatkan pasangan Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin di pole position.
Namun kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno sejak awal terkesan enggan menerima hasil perhitungan suara KPU. Wacana kecurangan Pemilu terus dihembuskan, sampai muncul suara untuk menghentikan proses perhitungan suara. Sebab Pemilu yang dianggap curang akan menghasilkan pemimpin yang tidak sah.
Delegitimasi hasil akhir perhitungan suara di KPU sangat mungkin terjadi. Siapa pun yang menang, pasti yang kalah tidak terima. Ini membuat suhu politik masih akan tetap panas.
Gaduh politik ini tentu membuat investor kurang nyaman. Akibatnya, insentif untuk berinvestasi di Indonesia pun berkurang. Di tengah ketidakpastian global, ribut copras-capres di dalam negeri bakal semakin membuat Indonesia dihindari oleh pemilik modal.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular