Analisis Teknikal

IHSG Amblas, Adakah Sinyal Menguat di Sesi 2?

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
08 May 2019 13:06
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sementara ini melemah 0,74% ke level 6.250,71.
Foto: Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta,CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sementara ini melemah 0,74% ke level 6.250,71 pada penutupan perdagangan sesi I, Rabu (8/5/2019). IHSG melemah bersama dengan indeks bursa utama Asia lainnya.

Indeks Kospi Korea Selatan terkoreksi 0,23%, Hang Seng Hong Kong juga minus 0,77%, Shanghai China turun 0,13%, dan indeks Nikkei 225 Jepang anjlok 1,82%.

Friksi negosiasi dagang AS-China yang semakin meruncing tampaknya membuat investor gugup.

"Dalam beberapa pekan terakhir, kami melihat ada penurunan komitmen dari pihak China. Kami tidak bicara soal membatalkan dialog, tetapi mulai Jumat akan ada tarif bea masuk baru," tegas Robert Lighthizer, Kepala Perwakilan Dagang AS, dikutip dari Reuters.


Steven Mnuchin, Menteri Keuangan AS, menambahkan bahwa China memang perlu didorong untuk segera menyelesaikan dialog dagang. Untuk itu, perlu ada langkah yang cukup drastis.

Alotnya negosiasi dan saling ancam secara laten ini mendorong bursa Asia dan bursa saham domestik amblas. Semua indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia (BEI) terkoreksi, di mana sektor keuangan menjadi pemberat utama indeks dengan pelemahan 0,76%.

Sektor lain yang terkena aksi jual adalah pertambangan yang melemah 1,05%.

Data mencatat, Harga Batu Bara Acuan (HBA) bulan Mei tercatat US$ 81,86/ton, turun US$ 6,99/ton jika dibandingkan HBA April 2019 yang sebesar US$ 88,85 per ton. Tren harga tersebut terus mengalami penurunan sejak akhir tahun lalu.

Di sisi lain, nilai transaksi pada perdagangan sesi I cukup besar hingga Rp 6,4 triliun. Sementara investor asing kembali melepas portofolio saham dengan lebih banyak menjual dibandingkan membeli. Asing mencatat jual bersih (net sell) hingga Rp 241 miliar.

Bagaimana dengan analisis teknikal?

Secara teknikal, potensi IHSG berakhir di zona hijau pada akhir perdagangan cukup kecil, meskipun pelemahannya terlihat sudah cukup terbatas, berdasarkan grafik harian (intraday chart).

Mengacu pada indikator teknikal Stochastic Slow, IHSG sudah memasuki level jenuh jualnya (oversold). Potensi pelemahan indeks berpotensi semakin terbatas ketika mendekati level penahan pelamahannya (support) yang berada di level 6.225.

Sumber: Refinitiv

Selain itu, terbentuknya pola lilin putih (short white candle), menggambarkan lanjutan dari tren penurunan IHSG dalam jangka pendek.

Secara pergerakan, IHSG masih bergerak di bawah rata-rata level nilainya dalam 5 hari terakhir (moving average/MA5), atau masih dalam tekanan jangka pendek.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/yam) Next Article Waspada, Ada Sinyal Koreksi IHSG Jelang Rilis Data NPI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular