
Analisis Teknikal
Menanti Hasil Nego Dagang AS-China, Gerak Rupiah Terbatas
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
08 May 2019 12:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Harap-harap cemas pelaku pasar terhadap perundingan dagang Amerika Serikat (AS)-China membuat rupiah kembali melemah pada perdagangan hari ini.
Pada Selasa (7/5/19) kemarin, Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer mengatakan kepada wartawan bahwa AS akan menaikkan bea masuk terhadap impor China mulai Jumat ini. Kabar itu membuat kecewa para investor yang berharap bahwa ancaman Presiden AS Donald Trump itu hanyalah sebuah taktik negosiasi.
Pada pukul 11:30 WIB, rupiah melemah ke level Rp. 14.308, mengutip data dari Refinitv.
Meski mendapat ancaman kenaikan bea impor, negosiator China termasuk Wakil Perdana Menteri Liu He akan bertandang ke Washington untuk melakukan perundingan dan menghindari babak baru perang dagang.
Perkembangan perundingan dagang kedua raksasa ekonomi dunia itu akan menjadi penggerak pasar di sisa pekan ini, sebelum ada keputusan yang resmi, pergerakan rupiah kemungkinan masih akan terbatas.
Analisis Teknikal
Jika melihat grafik harian belum ada perubahan secara teknikal dengan analisis Selasa malam.
Pada grafik harian rupiah yang disimbolkan USD/IDR (garis oranye) kini bergerak di atas rerata (moving average/MA) 20 hari (garis merah) yang sudah menyilang dengan MA 5 /rerata 5 hari (garis ungu). Secara teknikal persilangan tersebut bisa menjadi sinyal naik (pelemahan rupiah).
Indikator Stochastic (grafik bagian bawah) berada di area jenuh beli (overbought) dalam waktu yang cukup lama, dan bisa jadi sinyal kuat akan ada pembalikan harga (penguatan rupiah).
Stochastic merupakan leading indicator atau indikator yang mendahului pergerakan harga.
Sementara melihat grafik 1 jam, rupiah kini bergerak di atas rerata pergerakan 5 jam (MA 5), dan MA 20, dengan indikator Stochastic yang bergerak naik dari level oversold, sehingga membuka ruang pelemahan (USD/IDR bergerak naik).
Resisten (tahanan atas) berada di kisaran Rp. 14.310, jika ditembus rupiah kemungkinan akan melemah ke kisaran Rp. 14.340.
Sementara jika tertahan di bawah resisten, rupiah kemungkinan bisa bangkit, dan bergerak dalam range trading di kisaran Rp. 14.250 - Rp. 14.310.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/prm) Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS
Pada Selasa (7/5/19) kemarin, Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer mengatakan kepada wartawan bahwa AS akan menaikkan bea masuk terhadap impor China mulai Jumat ini. Kabar itu membuat kecewa para investor yang berharap bahwa ancaman Presiden AS Donald Trump itu hanyalah sebuah taktik negosiasi.
Pada pukul 11:30 WIB, rupiah melemah ke level Rp. 14.308, mengutip data dari Refinitv.
Perkembangan perundingan dagang kedua raksasa ekonomi dunia itu akan menjadi penggerak pasar di sisa pekan ini, sebelum ada keputusan yang resmi, pergerakan rupiah kemungkinan masih akan terbatas.
Analisis Teknikal
![]() |
Jika melihat grafik harian belum ada perubahan secara teknikal dengan analisis Selasa malam.
Pada grafik harian rupiah yang disimbolkan USD/IDR (garis oranye) kini bergerak di atas rerata (moving average/MA) 20 hari (garis merah) yang sudah menyilang dengan MA 5 /rerata 5 hari (garis ungu). Secara teknikal persilangan tersebut bisa menjadi sinyal naik (pelemahan rupiah).
Indikator Stochastic (grafik bagian bawah) berada di area jenuh beli (overbought) dalam waktu yang cukup lama, dan bisa jadi sinyal kuat akan ada pembalikan harga (penguatan rupiah).
Stochastic merupakan leading indicator atau indikator yang mendahului pergerakan harga.
![]() |
Sementara melihat grafik 1 jam, rupiah kini bergerak di atas rerata pergerakan 5 jam (MA 5), dan MA 20, dengan indikator Stochastic yang bergerak naik dari level oversold, sehingga membuka ruang pelemahan (USD/IDR bergerak naik).
Resisten (tahanan atas) berada di kisaran Rp. 14.310, jika ditembus rupiah kemungkinan akan melemah ke kisaran Rp. 14.340.
Sementara jika tertahan di bawah resisten, rupiah kemungkinan bisa bangkit, dan bergerak dalam range trading di kisaran Rp. 14.250 - Rp. 14.310.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/prm) Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular