Analisis Teknikal

Masih Dibayangi Pelemahan, Mampukah IHSG Bangkit?

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
07 May 2019 08:55
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selalu terkoreksi dalam 3 hari perdagangan terakhir.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selalu terkoreksi dalam 3 hari perdagangan terakhir. Senin kemarin (6/5/2019), IHSG juga amblas 1% dan berakhir di level 6.256.

Untuk perdagangan hari ini Selasa (7/5/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan melemah. Level pergerakan yang berpotensi diuji berada antara 6.190 hingga 6.290.

Tiga indeks utama di bursa Wall Street AS yang pagi tadi minus berpotensi merembet ke bursa Asia termasuk ke Indonesia. Dow Jones Industrial Average (DJIA) terkoreksi 0,26%, S&P melemah 0,44% dan Nasdaq Composite minus 0,48%.


Ancaman Presiden AS Donald Trump baru-baru ini berpotensi menyulut perang dagang dengan China. Koreksi di Wall Street sedikit mereda setelah tersiar kabar bahwa delegasi China tetap akan menyambangi Washington untuk melanjutkan dialog dagang.

"Kami sedang dalam proses untuk memahami situasi terkini. Apa yang bisa saya sampaikan adalah delegasi China sedang mempersiapkan diri untuk berkunjung ke AS. Hal yang terpenting adalah kami berharap AS bisa bekerja sama untuk mencapai tujuan kolektif yang saling menguntungkan, kesepakatan yang win-win dan saling menghargai," papar Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, mengutip Reuters.

Dari dalam negeri, dalam 3 hari terakhir IHSG melemah sebesar 3,1%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I yang melambat menjadi pemberat laju IHSG.

Ekonomi Indonesia hanya tumbuh sebesar 5,07% secara tahunan (year-on-year/YoY), jauh lebih rendah dari capaian kuartal-IV tahun 2018 sebesar 5,18% YoY.

Hal ini semakin menambah beban IHSG untuk membalikkan keadaan. Investor asing pun kembali melepas sahamnya melihat kondisi yang tak menentu, asing tercatat melakukan jual bersih (net sell) yang mencapai Rp 733 miliar di pasar reguler.

Secara teknikal, kans IHSG berbalik arah masih terbuka meski kecil, dikarenakan IHSG telah memasuki fase jenuh jualnya (overbought), mengacu pada indikator teknikal Stochastic Slow yang mengukur momentum tingkat kejenuhan.

Masih Dibayangi Pelemahan, Mampukah IHSG Bangkit?Sumber: Refinitiv

Terbentuknya pola dragonfly doji (flat) pada perdagangan kemarin menggambarkan asa kenaikan, hal ini dikarenakan pola tersebut disertai dengan ekor (shadow) yang cukup panjang karena IHSG berhasil menipiskan pelemahan yang cukup signifikan.

Namun, sejatinya IHSG masih dalam tekanan karena masih bergerak di bawah nilai rata-ratanya dalam lima hari terakhir (moving average/MA5), artinya sedang tertekan dalam jangka pendek.

Adapun level penahan penurunannya (support) pada hari ini berpotensi diuji di level 6.190.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/tas) Next Article Ada kok Saham LQ45 yang Murah, Ini Daftarnya Kak!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular