
Harapan Damai Dagang tak Mati, Wall Street Bangkit Lagi
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
07 May 2019 06:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks-indeks acuan Wall Street berhasil memperkecil kekalahannya, Senin (6/5/2019), setelah sempat terjun bebas menyusul ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang akan menaikkan bea impor terhadap berbagai produk China.
Para investor rupanya masih berharap ada peluang kedua negara akan menyepakati perjanjian dagang di tengah ancaman itu.
Dow Jones Industrial Average menutup perdagangan dengan pelemahan hanya 66,47 poin atau 0,25%, S&P 500 ditutup terkoreksi 0,4%, dan Nasdaq Composite kehilangan 0,5%.
Pasar saham berupaya bangkit kembali setelah CNBC International melaporkan bahwa delegasi China masih akan berkunjung ke Washington pekan ini untuk melanjutkan perundingan dagang, menurut beberapa sumber. Namun, delegasi yang berangkat itu lebih kecil daripada yang direncanakan sebelumnya.
Sebelum kabar itu beredar, Dow Jones anjlok sampai 471 poin sementara S&P 500 terjun bebas 1,2%. Nasdaq bahkan rontok hingga 2,2%.
Trump pada Minggu berkicau bahwa bea impor AS terhadap berbagai barang China senilai US$200 miliar akan dinaikkan menjadi 25% dari 10% saat ini pada Jumat mendatang. Ia juga mengancam mengenakan bea masuk baru sebesar 25% terhadap produk China senilai US$325 miliar secepatnya.
Ia menyebut proses perundingan antara AS dan China berjalan terlalu lambat karena Negeri Tirai Bambu tengah berupaya untuk menegosiasikan kembali pasal-pasal dalam rancangan kesepakatan.
Kedua negara telah melakukan pembicaraan di Beijing pekan lalu dan akan melanjutkannya di Washington mulai Rabu ini waktu setempat.
Trump kembali menulis di Twitter, Senin, bahwa AS telah merugi sekitar US$600 miliar hingga US$800 miliar per tahun akibat perdagangan dan mengatakan negaranya tidak akan melakukan hal itu lagi.
Saham Apple dan Caterpillar, yang dipandang sebagai beberapa saham yang sensitif terhadap isu perdagangan global, mencatatkan kinerja terburuk hari Senin dengan pelemahan hingga 1% di akhir perdagangan. Apple sempat terjun bebas 3,9% sementara Caterpillar kehilangan 3,4% di sesi perdagangan itu.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Para investor rupanya masih berharap ada peluang kedua negara akan menyepakati perjanjian dagang di tengah ancaman itu.
Dow Jones Industrial Average menutup perdagangan dengan pelemahan hanya 66,47 poin atau 0,25%, S&P 500 ditutup terkoreksi 0,4%, dan Nasdaq Composite kehilangan 0,5%.
Sebelum kabar itu beredar, Dow Jones anjlok sampai 471 poin sementara S&P 500 terjun bebas 1,2%. Nasdaq bahkan rontok hingga 2,2%.
Trump pada Minggu berkicau bahwa bea impor AS terhadap berbagai barang China senilai US$200 miliar akan dinaikkan menjadi 25% dari 10% saat ini pada Jumat mendatang. Ia juga mengancam mengenakan bea masuk baru sebesar 25% terhadap produk China senilai US$325 miliar secepatnya.
Ia menyebut proses perundingan antara AS dan China berjalan terlalu lambat karena Negeri Tirai Bambu tengah berupaya untuk menegosiasikan kembali pasal-pasal dalam rancangan kesepakatan.
![]() |
Kedua negara telah melakukan pembicaraan di Beijing pekan lalu dan akan melanjutkannya di Washington mulai Rabu ini waktu setempat.
Trump kembali menulis di Twitter, Senin, bahwa AS telah merugi sekitar US$600 miliar hingga US$800 miliar per tahun akibat perdagangan dan mengatakan negaranya tidak akan melakukan hal itu lagi.
Saham Apple dan Caterpillar, yang dipandang sebagai beberapa saham yang sensitif terhadap isu perdagangan global, mencatatkan kinerja terburuk hari Senin dengan pelemahan hingga 1% di akhir perdagangan. Apple sempat terjun bebas 3,9% sementara Caterpillar kehilangan 3,4% di sesi perdagangan itu.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Most Popular