Rupiah Kok Ngenes Amat Ya?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 May 2019 09:42
Inflasi dan Ribut Pemilu Ikut Bebani Rupiah
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Sementara dari dalam negeri, rilis data inflasi April malah menjadi beban bagi gerak rupiah. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi April sebesar 0,44% month-on-month (MoM) dan 2,83% year-on-year (YoY). Di atas konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia yaitu 0,3% MoM dan 2,665% YoY. 


Inflasi yang di atas ekspektasi membuat investor merasa agak kurang nyaman. Sebab pada Mei dan Juni, laju inflasi dipastikan lebih kencang lagi karena momentum Ramadan-Idul Fitri. Ini tentu akan mempengaruhi konsumsi rumah tangga, komponen utama pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB). 


Selain itu, pelaku pasar juga bisa jadi cemas terhadap perkembangan politik pasca Pemilu 2019. Dalam perhitungan riil Komisi Pemilihan Umum (KPU), pasangan capres-cawapres Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin masih memimpin perolehan suara. Namun kubu pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terus menyuarakan penolakan, dan menilai hasil perolehan suara tidak sah karena banyak kecurangan. 


Perkembangan ini dikhawatirkan bisa mendelegitimasi hasil Pemilu. Jadi apa pun hasil akhirnya nanti, gaduh politik sepertinya masih belum mereda bahkan semakin kencang.

Seperti halnya inflasi yang di atas ekspektasi, ribut-ribut politik yang belum kelihatan ujungnya ini bisa membuat investor merasa kurang nyaman. Akibatnya rupia pun tertekan dan terus melemah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular