
Tulah Cuitan Trump, IHSG Anjlok & Terlemah Sejak Awal 2019
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
06 May 2019 09:33

Kuatnya dorongan jual yang datang dari eskalasi perang dagang AS-China membuat sentimen positif dari dalam negeri berupa rilis angka pertumbuhan ekonomi menjadi tak terasa. Pada pukul 11:00 WIB, Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan merilis angka pertumbuhan ekonomi periode kuartal-I 2019.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,19 secara tahunan (year-on-year/YoY) pada 3 bulan pertama tahun ini, lebih tinggi dari kuartal-I 2018 dan juga kuartal-IV 2018 yang masing-masing sebesar 5,06% YoY dan 5,18% YoY.
Jika sesuai proyeksi, maka pertumbuhan ekonomi kuartal-I tahun ini akan menjadi pertumbuhan ekonomi kuartal-I terbaik di era pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Tanda-tanda kuatnya laju perekonomian Indonesia dalam 3 bulan pertama tahun ini memang sudah terlihat sebelumnya. Sepanjang 3 bulan pertama tahun ini pertumbuhan penjualan barang-barang ritel selalu berhasil mengalahkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada Januari 2019, berdasarkan Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dirilis Bank Indonesia (BI), penjualan barang-barang ritel tumbuh sebesar 7,2% secara tahunan, lebih baik dari capaian Januari 2018 yakni kontraksi sebesar 1,8%. Pada Februari 2019, penjualan barang-barang ritel diketahui melesat hingga 9,1%, mengalahkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya yakni pertumbuhan sebesar 1,5%.
Lebih lanjut, angka sementara untuk pertumbuhan penjualan barang-barang ritel periode Maret 2019 adalah sebesar 8%, juga jauh mengalahkan pertumbuhan pada periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 2,5% saja.
Mengingat lebih dari 50% perekonomian Indonesia disumbang oleh konsumsi rumah tangga, pesatnya penjualan barang-barang ritel jelas mengindikasikan pertumbuhan ekonomi yang oke pada kuartal-I 2019.
Namun sayang, rilis angka pertumbuhan ekonomi yang kemungkinan akan memuaskan ini tak mampu mendorong investor untuk melakukan aksi beli di bursa saham tanah air.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,19 secara tahunan (year-on-year/YoY) pada 3 bulan pertama tahun ini, lebih tinggi dari kuartal-I 2018 dan juga kuartal-IV 2018 yang masing-masing sebesar 5,06% YoY dan 5,18% YoY.
Jika sesuai proyeksi, maka pertumbuhan ekonomi kuartal-I tahun ini akan menjadi pertumbuhan ekonomi kuartal-I terbaik di era pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Pada Januari 2019, berdasarkan Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dirilis Bank Indonesia (BI), penjualan barang-barang ritel tumbuh sebesar 7,2% secara tahunan, lebih baik dari capaian Januari 2018 yakni kontraksi sebesar 1,8%. Pada Februari 2019, penjualan barang-barang ritel diketahui melesat hingga 9,1%, mengalahkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya yakni pertumbuhan sebesar 1,5%.
Lebih lanjut, angka sementara untuk pertumbuhan penjualan barang-barang ritel periode Maret 2019 adalah sebesar 8%, juga jauh mengalahkan pertumbuhan pada periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 2,5% saja.
Mengingat lebih dari 50% perekonomian Indonesia disumbang oleh konsumsi rumah tangga, pesatnya penjualan barang-barang ritel jelas mengindikasikan pertumbuhan ekonomi yang oke pada kuartal-I 2019.
Namun sayang, rilis angka pertumbuhan ekonomi yang kemungkinan akan memuaskan ini tak mampu mendorong investor untuk melakukan aksi beli di bursa saham tanah air.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular