Resmi per April, Rabobank Berhenti Operasi di Indonesia

CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
01 May 2019 08:47
Resmi per April, Rabobank Berhenti Operasi di Indonesia
Foto: Rabobank Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Rabobank Indonesia atau PT Bank Rabobank International Indonesia kemarin, Selasa (30/04/2019) mengumumkan kepada nasabah penghentian operasional di Indonesia.

Penghentian operasional ini dilakukan secara bertahap mulai April ini, setelah Rabobank beroperasi selama 29 tahun di Indonesia atau sejak tahun 1990.

Dalam surat pemberitahuan kepada para nasabah loyal perusahaan per 22 April 2019, manajemen Rabobank Indonesia menegaskan bahwa penghentian operasional tersebut akan dilakukan secara bertahap.


"Setelah puluhan tahun Rabobank Indonesia, sebagai bagian dari Rabobank Group, telah bertumbuh dan berkembang bersama para nasabah, mitra, dan seluruh karyawan.Dengan berat hati kami sampaikan bahwa, pemegang saham pengendali telah memutuskan untuk menghentikan operasional Rabobank Indonesia," kata Presiden Direktur Rabobank Indonesia Jos Luhukay, dalam suratnya, dikutip CNBC Indonesia, Selasa (30/4/2019).

Surat itu diteken oleh Jos Luhukay dan Sheky Lemasoa, Business Banking Director Rabobank Indonesia.

Keputusan ini, katanya, merupakan keputusan yang sulit, namun merupakan bagian dari strategi global dari Rabobank Group terkait dengan visi Banking for Food yang berfokus pada rantai pasokan internasional untuk sektor pangan dan agrikultur.

"Kami berkomitmen untuk menjalankan keputusan dari seluruh pemegang saham dengan sebaik mungkin dan memastikan proses pengembalian izin perbankan dan izin usaha kepada otoritas terkait [Otoritas Jasa Keuangan/OJK] berjalan dengan baik, lancar, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia."

Rabobank Memilih Tutup Operasional di Indonesia
[Gambas:Video CNBC]

Tahapan pertama, pengentikan dilakukan dengan menutup kantor cabang perusahaan. "Saat ini, surat permohonan izin penutupan kantor cabang sudah kami sampaikan kepada OJK."

Selain itu, tahapan berikutnya, Rabobank Indonesia juga secara bertahap akan mengurangi layanan produk dan jasa perbankan yang selama ini diberikan kepada nasabah.

Manajemen Rabobank masih enggan memberikan komentar terkait pertanyaan yang diajukan melalui pesan singkat. CNBC Indonesia sudah berupaya melakukan kontak baik lewat telepon maupun pesan singkat, tapi sama sekali tak direspons.

Sejarah Rabobank Group dimulai pada tahun 1898, ketika dua bank koperasi yang berbeda yakni Cooperatieve Centrale Raiffeisen Bank di Utrecht dan Cooperatieve Centrale Boerenleenbank di Eindhoven didirikan oleh beberapa orang berjiwa wirausaha dari perdesaan.

Kedua bank tersebut melayani komunitas pedesaan secara terpisah dan selama tiga perempat abad mempraktekkan prinsip koperasi dalam perbankan.

Pada 1972 kedua bank bergabung dan sepakat untuk menggunakan nama Rabobank Nederland, lalu Rabobank International yang kemudian membuka kantor-kantor cabang di Eropa, Amerika Utara, Asia dan Amerika Selatan.

Rabobank Indonesia adalah anak perusahaan Rabobank Group yang berpusat di Utrecht, Belanda. Sebagai anak perusahaan Rabobank Group, fokus Rabobank Indonesia ialah di pembiayaan sektor pangan dan agribisnis.

Sejarah Rabobank di Indonesia dimulai pada tahun 1990 dengan memberikan layanan perbankan korporasi, sebagaimana diungkapkan dalam laporan keuangan perusahaan dan situs resmi Rabobank.co.id.

Pada tahun 2008, Rabobank Indonesia mengembangkan bisnis dengan masuk ke pembiayaan ritel dan UKM. Pada akhir tahun 2010, jaringan perusahaan mencakup 92 kantor cabang, cabang pembantu, dan kantor kas di 30 kota di Indonesia.

Pada 2017, Rabobank Indonesia melayani nasabah perbankan korporasi dan perbankan bisnis (perbankan komersial dan UKM) melalui 34 kantor cabang dan cabang pembantu di Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

Di sisi neraca, jumlah aset Rabobank Indonesia mengalami penurunan 9% dari Rp 13,1 triliun pada tahun 2016 menjadi Rp 11,9 triliun pada tahun 2017. Penurunan aset terutama disebabkan karena turunnya jumlah kredit yang disalurkan seiring dengan fokus kepada perbaikan proses internal dan pendekatan yang lebih berhati-hati dalam penyaluran kredit untuk mengurangi risiko kredit.

Kerugian yang terus dialami bank asal Belanda ini membuat manajemen memutuskan untuk menutup cabangnya di Indonesia.

Berdasarkan laporan bulanan yang disampaikan perseroan, hingga Maret 2019, perseroan melaporkan kerugian Rp 9,78 miliar. Pendapatan bunga bersih perseroan tercatat hanya Rp 103,67 miliar secara tahunan terus turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 106,1 miliar.

Total nilai Aset pada Maret 2018 itu mencapai Rp 17,38 triliun. Sementara itu, total liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp 15,37 triliun dengan total ekuitas Rp 2,02 triliun.

Selain itu, jumlah karyawan juga terus berkurang, dari 2009 sebanyak 1.708 orang, pada 2017 tersisa menjadi 722 orang.

Kinerja Rabobank dari tahun ke tahun terus memburuk. Inilah yang membuat manajemen harus menyampaikan pengumuman menutup operasional Rabobank.

"Dengan berat hati kami sampaikan bahwa, pemegang saham pengendali telah memutuskan untuk menghentikan operasional Rabobank Indonesia," kata Jos dalam surat tersebut. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) angkat bicara soal penghentian operasional PT Rabobank International Indonesia atau Rabobank Indonesia. OJK meminta seluruh hak dan kewajiban kepada seluruh pihak terkait bank tersebut dijaga dan dilindungi.

Juru Bicara OJK Sekar Putih Djarot mengatakan bahwa penutupan bank tersebut merupakan bagian dari rencana konsolidasi bisnis dengan Rabobank Singapura.

"Sebagai regulator, jika wacana dijalankan, kami akan memastikan bahwa seluruh hak dan kewajiban kepada pihak terkait Bank [Rabobank] akan terjaga dan terlindungi dengan baik," kata Sekar kepada CNBC Indonesia melalui pesan singkat, Selasa (30/04/2019).

Lalu, lanjut Sekar, OJK meminta Rabobank segera melaporkan rencana penghentian operasi tersebut.
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular