Q1 Harga CPO Anjlok, Astra Agro Yakin Q2 akan Lebih Baik

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
30 April 2019 13:22
Head of Investor Relations Astra Agro Lestari Rudy Limardjo mengatakan akan mengontrol produktivitas dari sisi volume.
Foto: RUPS Tahunan Astra Agro Lestari (CNBC Indonesia/Monica Wareza)
Jakarta, CNBC IndonesiaPT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) memproyeksikan pendapatan akan membaik di kuartal II-2019, karena adanya tren kenaikan permintaan dan harga pada kuartal I-2019.

Head of Investor Relations Astra Agro Lestari Rudy Limardjo mengatakan akan mengontrol produktivitas dari sisi volume. Pasalnya, anjloknya pendapatan pada kuartal I-2019, disebabkan oleh penurunan harga hingga 20%.

Akibatnya gross margin perusahaan pun hanya 8% sehingga menggerus laba hingga 89%, menjadi Rp 37,41 miliar dari periode yang sama tahun 2018 yakni Rp 355,46 miliar.

"Di kuartal I, tren harga ini menggunakan pencatatan kontrak kami di November-Desember, dan itu sedang menyentuh harga terendah. Jadi nanti di kuartal II, baru kelihatan perbaikan karena tren harga naik terus," kata Rudy, Selasa (30/04/2019).

Padahal kuartal I-2019 AALI mengalami kenaikan volume penjualan 24,7% atau mencapai 598,56 ribu ton, dibandingkan kuartal I-2018 sebanyak 480,05 ribu ton. Kenaikan penjualan terbesar dari CPO sebanyak 458,39 ribu ton, naik 50,8% dibandingkan 2018 sebanyak 303,9 ribu ton.

Meski ada perbaikan harga di awal tahun, menurut Rudy, pihaknya tidak berekspektasi besar harga akan naik pada 2019. Apalagi permintaan CPO baik domestik maupun ekspor diproyeksi stagnan.

Rudy mengatakan untuk mengendalikan produksi, kemungkinan AALI tidak meningkatkan produksi inti, namun akan pembelian buah sawit dari luar kemungkinan akan ditambah. Hal ini dilakukan untuk pengendalian pasokan, karena meski harga turun dia menilai tidak bisa begitu saja menurunkan produksi

Yang diharapkan bisa sedikit mendongkrak penjualan adalah realisasi B20 secara maksimal, jika dibandingkan pada 2018.

"Kami belum berani ekspektasi yang terlalu besar, karena demand flat, tahun ini diharapkan bisa naik karena B20. Kami juga tidak serta merta langsung menurunkan produksi, karena tergantung cuaca juga. Kalau harga turun bukan berarti nurunin volume," kata dia.

Rudy menilai, penurunan harga tidak dipengaruhi oleh kampanye Uni Eropa mengenai CPO. Fluktuasi harga lebih dipengaruhi oleh hukum supply dan demand, dimanana saat ini pasokan CPO sangat besar dibandingkan dengan permintaan.

Sebelumnya Presiden Direktur Astra Internasional Tbk (ASII), Prijono Soegiharto mengatakan penurunan pendapatan yang terjadi di AALI juga dialami perusahaan sawit lain. Menurutnya kampanye hitam Uni Eropa tidak bisa disalahkan sebagai penurunan tersebut.

"Produksi sawit dan turunannya memang meningkat sekitar 3 juta-4 juta di 2018, sehingga supply dan demand akan kena kepada harga, dan harga sekarang memang rendah sekali," kata Prijono.

Menurut dia, kinerja kurang menggemberikan juga dialami hampir seluruh pelaku industri sawit nasional.
(hps) Next Article Harga Sawit Jeblok, Laba Astra Agro Bakal Turun di 2018

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular