Setop Operasi, Ini Kisah 29 Tahun Rabobank Indonesia
tahir saleh, CNBC Indonesia
30 April 2019 11:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Rabobank Indonesia atau PT Bank Rabobank International Indonesia mengumumkan penghentian operasional di Indonesia secara bertahap mulai April ini setelah mulai beroperasi selama 29 tahun di Indonesia atau sejak tahun 1990.
Pengumuman penutupan operasional bank yang sahamnya dipegang perbankan Belanda, Rabobank, itu diumumkan lewat surat kepada para nasabah loyalnya per 22 April lalu. Manajemen Rabobank Indonesia menegaskan bahwa penghentian operasional tersebut akan dilakukan secara bertahap.
"Setelah puluhan tahun Rabobank Indonesia, sebagai bagian dari Rabobank Group, telah bertumbuh dan berkembang bersama para nasabah, mitra, dan seluruh karyawan," kata Presiden Direktur Rabobank Indonesia Jos Luhukay, dalam suratnya, dikutip CNBC Indonesia, Selasa (30/4/2019).
Jos mengatakan keputusan ini merupakan keputusan yang sulit, namun merupakan bagian dari strategi global dari Rabobank Group terkait dengan visi Banking for Food yang berfokus pada rantai pasokan internasional untuk sektor pangan dan agrikultur.
"Kami berkomitmen untuk menjalankan keputusan dari seluruh pemegang saham dengan sebaik mungkin dan memastikan proses pengembalian izin perbankan dan izin usaha kepada otoritas terkait [Otoritas Jasa Keuangan/OJK] berjalan dengan baik, lancar, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia."
Tahapan pertama, penghentian dilakukan dengan menutup kantor cabang perusahaan. Berikutnya, Rabobank Indonesia juga secara bertahap akan mengurangi layanan produk dan jasa perbankan yang selama ini diberikan kepada nasabah.
Sejarah Rabobank di Indonesia dimulai pada tahun 1990 dengan memberikan layanan perbankan korporasi, sebagaimana diungkapkan dalam laporan keuangan perusahaan dan situs resmi Rabobank.co.id.
Rabobank Indonesia adalah anak perusahaan Rabobank Group yang berpusat di Utrecht, Belanda. Sebagai anak perusahaan Rabobank Group, fokus Rabobank Indonesia ialah di pembiayaan sektor pangan dan agribisnis.
Pada tahun 2008, Rabobank Indonesia mengembangkan bisnis dengan masuk ke pembiayaan ritel dan UKM. Pada akhir tahun 2010, jaringan perusahaan mencakup 92 kantor cabang, cabang pembantu, dan kantor kas di 30 kota di Indonesia.
Pada 2017, Rabobank Indonesia melayani nasabah perbankan korporasi dan perbankan bisnis (perbankan komersial dan UKM) melalui 34 kantor cabang dan cabang pembantu di Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
Di sisi neraca, jumlah aset Rabobank Indonesia mengalami penurunan 9% dari Rp 13,1 triliun pada tahun 2016 menjadi Rp 11,9 triliun pada tahun 2017. Penurunan aset terutama disebabkan karena turunnya jumlah kredit yang disalurkan seiring dengan fokus kepada perbaikan proses internal dan pendekatan yang lebih berhati-hati dalam penyaluran kredit untuk mengurangi risiko kredit.
Sejarah Rabobank Group
Sejarah konglomerasi global Rabobank Group dimulai pada tahun 1898, ketika dua bank koperasi yang berbeda yakni Cooperatieve Centrale Raiffeisen Bank di Utrecht dan Cooperatieve Centrale Boerenleenbank di Eindhoven didirikan oleh beberapa orang berjiwa wirausaha dari perdesaan.
Kedua bank tersebut melayani komunitas pedesaan secara terpisah dan selama tiga perempat abad mempraktekkan prinsip koperasi dalam perbankan.
Pada 1972 kedua bank bergabung dan sepakat untuk menggunakan nama Rabobank Nederland, kemudian membuka kantor-kantor cabang di Eropa, Amerika Utara, Asia dan Amerika Selatan.
Kendati demikian, baru tahun 1996 Rabobank International secara resmi didirikan. Selain Rabobank Nederland dan Rabobank International, saat ini Rabobank Group juga mengoperasikan entitas-entitas khusus termasuk di antaranya Robeco Group (manajemen aset), De Lage Landen (leasing dan pembayaran vendor), Sarasin (private banking) dan Rabo Real Estate Group.
Saat ini Rabobank Group mengklaim, dengan didukung 59.000 karyawan, Rabobank memberikan pelayanan keuangan kepada 10 juta nasabah di 48 negara dan menjadi salah satu dari 25 institusi keuangan terbesar pada tier 1 capital (modal inti).
Laporan keuangan Rabobank 2018 mengungkapkan aset perusahaan tahun lalu turun dari EUR 602,99 miliar pada 2017 menjadi EUR 590,44 miliar atau setara dengan Rp 9.438 triliun (asumsi kurs Rp 15.986/EUR).
(hps) Next Article Perhatian! Rabobank Indonesia Setop Operasi
Pengumuman penutupan operasional bank yang sahamnya dipegang perbankan Belanda, Rabobank, itu diumumkan lewat surat kepada para nasabah loyalnya per 22 April lalu. Manajemen Rabobank Indonesia menegaskan bahwa penghentian operasional tersebut akan dilakukan secara bertahap.
"Setelah puluhan tahun Rabobank Indonesia, sebagai bagian dari Rabobank Group, telah bertumbuh dan berkembang bersama para nasabah, mitra, dan seluruh karyawan," kata Presiden Direktur Rabobank Indonesia Jos Luhukay, dalam suratnya, dikutip CNBC Indonesia, Selasa (30/4/2019).
"Kami berkomitmen untuk menjalankan keputusan dari seluruh pemegang saham dengan sebaik mungkin dan memastikan proses pengembalian izin perbankan dan izin usaha kepada otoritas terkait [Otoritas Jasa Keuangan/OJK] berjalan dengan baik, lancar, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia."
Tahapan pertama, penghentian dilakukan dengan menutup kantor cabang perusahaan. Berikutnya, Rabobank Indonesia juga secara bertahap akan mengurangi layanan produk dan jasa perbankan yang selama ini diberikan kepada nasabah.
Sejarah Rabobank di Indonesia dimulai pada tahun 1990 dengan memberikan layanan perbankan korporasi, sebagaimana diungkapkan dalam laporan keuangan perusahaan dan situs resmi Rabobank.co.id.
![]() |
Rabobank Indonesia adalah anak perusahaan Rabobank Group yang berpusat di Utrecht, Belanda. Sebagai anak perusahaan Rabobank Group, fokus Rabobank Indonesia ialah di pembiayaan sektor pangan dan agribisnis.
Pada tahun 2008, Rabobank Indonesia mengembangkan bisnis dengan masuk ke pembiayaan ritel dan UKM. Pada akhir tahun 2010, jaringan perusahaan mencakup 92 kantor cabang, cabang pembantu, dan kantor kas di 30 kota di Indonesia.
Pada 2017, Rabobank Indonesia melayani nasabah perbankan korporasi dan perbankan bisnis (perbankan komersial dan UKM) melalui 34 kantor cabang dan cabang pembantu di Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
Di sisi neraca, jumlah aset Rabobank Indonesia mengalami penurunan 9% dari Rp 13,1 triliun pada tahun 2016 menjadi Rp 11,9 triliun pada tahun 2017. Penurunan aset terutama disebabkan karena turunnya jumlah kredit yang disalurkan seiring dengan fokus kepada perbaikan proses internal dan pendekatan yang lebih berhati-hati dalam penyaluran kredit untuk mengurangi risiko kredit.
![]() |
Sejarah Rabobank Group
Sejarah konglomerasi global Rabobank Group dimulai pada tahun 1898, ketika dua bank koperasi yang berbeda yakni Cooperatieve Centrale Raiffeisen Bank di Utrecht dan Cooperatieve Centrale Boerenleenbank di Eindhoven didirikan oleh beberapa orang berjiwa wirausaha dari perdesaan.
Kedua bank tersebut melayani komunitas pedesaan secara terpisah dan selama tiga perempat abad mempraktekkan prinsip koperasi dalam perbankan.
Pada 1972 kedua bank bergabung dan sepakat untuk menggunakan nama Rabobank Nederland, kemudian membuka kantor-kantor cabang di Eropa, Amerika Utara, Asia dan Amerika Selatan.
Kendati demikian, baru tahun 1996 Rabobank International secara resmi didirikan. Selain Rabobank Nederland dan Rabobank International, saat ini Rabobank Group juga mengoperasikan entitas-entitas khusus termasuk di antaranya Robeco Group (manajemen aset), De Lage Landen (leasing dan pembayaran vendor), Sarasin (private banking) dan Rabo Real Estate Group.
Saat ini Rabobank Group mengklaim, dengan didukung 59.000 karyawan, Rabobank memberikan pelayanan keuangan kepada 10 juta nasabah di 48 negara dan menjadi salah satu dari 25 institusi keuangan terbesar pada tier 1 capital (modal inti).
Laporan keuangan Rabobank 2018 mengungkapkan aset perusahaan tahun lalu turun dari EUR 602,99 miliar pada 2017 menjadi EUR 590,44 miliar atau setara dengan Rp 9.438 triliun (asumsi kurs Rp 15.986/EUR).
(hps) Next Article Perhatian! Rabobank Indonesia Setop Operasi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular