Penanaman Modal Asing Triwulan I-2019 Jatuh 11% ke US$ 7,2 M

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
30 April 2019 11:27
Penanaman Modal Asing (PMA/Foreign Direct Investment/FDI) pada triwulan I-2019 mencapai US$ 7,2 miliar.
Foto: Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia (BKPM) Thomas Lembong (REUTERS/Willy Kurniawan)
Jakarta, CNBC Indonesia - Penanaman Modal Asing (PMA/Foreign Direct Investment/FDI) pada triwulan I-2019 mencapai US$ 7,2 miliar. Ternyata angka ini jauh lebih rendah dari triwulan I-2018 yang mencapai US$ 8,1 miliar.

Penurunan realisasi investasi modal asing ini mencapai 11,11%.

Hal tersebut terungkap dalam paparan realisasi investasi triwulan I-2019 yang dilaporkan BKPM, Selasa (30/4/2019).

"Q1 ini ada trend recovery investasi. Di 2018 tahun yang parah bukan hanya di Indonesia tapi di dunia. Tahun lalu investasi di seluruh dunia minus 20%," kata Kepala BKPM Thomas Lembong.

Untuk PMA, terbesar dari sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi US$ 1,6 miliar. Listrik, Gas, dan Air US$ 1,5 miliar. Serta perumahan, kawasan industri, dan perkantoran US$ 1 miliar.

Total PMA dalam US$ mencapai US$ 7,2 miliar.

Lembong menambahkan, turunnya FDI dalam US$ dikarenakan adanya perbedaan kurs pada 2018 dan 2019. "Ini sangat dipengaruhi kurs. Perlu saya ingatkan PMA ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam rupiah. Yang memang ada kepemilikan asing di dalamnya," kata Lembong.

Pada triwulan I-2018 berdasarkan catatan BKPM menggunakan kurs US$ 1 = Rp 13.400 sedangkan triwulan I-2019 kurs US$ 1 = 15.000.

Lebih jauh Lembong optimistis secara keseluruhan tahun ini investasi masih bisa tumbuh double digit. "Saya pribadi sangat positif, tahun ini dapat tumbuh double digit bahkan 12-13%," katanya.

Berdasarkan seasonal juga, Lembong mengungkapkan sebelum pemilu 2019 memang terjadi perlambatan. Namun setelah itu, sambung Lembong akan ada peningkatan investasi.

"Arus modal ke digitalisasi perekonomian besar sekali. Dua fenomena yang menyelamatkan FDI yang masuk ke Indonesia dalam 5 tahun terakhir adalah ke smelter dan digitalisasi perekonomian," tutur Lembong.

Berikut investor terbesar untuk PMA :
1. Singapura US$ 1,7 miliar
2. China US$ 1,2 miliar
3. Jepang US$ 1,1 miliar
4. Malaysia US$ 700 juta
5. Hong Kong US$ 600 juta






(dru/dru) Next Article Milenial Hingga Ibu-ibu Simak Petuah Investasi Lo Kheng Hong

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular