
Data Ekonomi Jeblok, Hang Seng dan Shanghai Memerah
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
30 April 2019 09:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks acuan negeri China dibuka di zona merah pada perdagangan Selasa ini (30/4/2019), setelah rilis data ekonomi domestik di bawah ekspektasi.
Indeks Hang Seng turun 0,22% ke level 29.828,15, sedangkan indeks Shanghai relatif stagnan di level 3.062,46 poin.
Pelemahan indeks Hang Seng dikarenakan neraca perdagangan Maret menunjukkan defisit yang lebih besar dibandingkan proyeksi pasar.
Defisit neraca perdagangan Maret tercatat sebesar H$ 59,2 miliar, lebih besar dibandingkan konsensus pasar yang ada di H$ 54 miliar, dilansir Trading Economics. Ini merupakan defisit neraca perdagangan terbesar semenjak Desember 2017.
Jika dirinci, ekspor Hong Kong turun 1,2% YoY dan impor terkoreksi tipis 0,1% YoY. Baik ekspor maupun impor bulan Maret turun dikarenakan rendahnya penjualan mesin elektronik dan peralatan listrik.
Di lain pihak, data ekonomi China juga membawa hawa negatif.
Indeks aktifitas manufaktur PMI (Purchasing Manager Index) China bulan April berada di level 50.1 poin, lebih rendah dibandingkan pencapaian bulan lalu dan konsensus pasar yang sama-sama sebesar 50,5 poin.
Hal ini dikarenakan baik hasil produksi (output) dan jumlah pesanan mencatatkan pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.
Sementara itu, indeks aktifitas non-manufaktur PMI juga tumbuh lebih lambat dari bulan sebelumnya dengan membukukan perolehan 54,3 poin dibanding Maret yang sebesar 54,8 poin.
Sebetulnya, angka PMI di atas 50 menandakan industri di China masih ekspansif. Namun bulan ini laju pertumbuhannya lebih lambat dibanding bulan sebelumnya.
Data ekonomi di atas tentunya membuat investor khawatir sehingga menahan niat mereka untuk menggelontorkan dana di instrument berisiko.
Pelaku pasar memilih mundur teratur sambil menantikan perkembangan dialog dagang terbaru di AS-China yang dijadwalkan akan kembali dilanjutkan hari ini di Beijing.
Pada hari ini, tidak ada lagi rilis data ekonomi dari China dan Hong Kong.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/tas) Next Article Virus Corona Hantam Bursa China, Nyaris Turun 9%
Indeks Hang Seng turun 0,22% ke level 29.828,15, sedangkan indeks Shanghai relatif stagnan di level 3.062,46 poin.
Pelemahan indeks Hang Seng dikarenakan neraca perdagangan Maret menunjukkan defisit yang lebih besar dibandingkan proyeksi pasar.
Defisit neraca perdagangan Maret tercatat sebesar H$ 59,2 miliar, lebih besar dibandingkan konsensus pasar yang ada di H$ 54 miliar, dilansir Trading Economics. Ini merupakan defisit neraca perdagangan terbesar semenjak Desember 2017.
Jika dirinci, ekspor Hong Kong turun 1,2% YoY dan impor terkoreksi tipis 0,1% YoY. Baik ekspor maupun impor bulan Maret turun dikarenakan rendahnya penjualan mesin elektronik dan peralatan listrik.
Di lain pihak, data ekonomi China juga membawa hawa negatif.
Indeks aktifitas manufaktur PMI (Purchasing Manager Index) China bulan April berada di level 50.1 poin, lebih rendah dibandingkan pencapaian bulan lalu dan konsensus pasar yang sama-sama sebesar 50,5 poin.
Hal ini dikarenakan baik hasil produksi (output) dan jumlah pesanan mencatatkan pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.
Sementara itu, indeks aktifitas non-manufaktur PMI juga tumbuh lebih lambat dari bulan sebelumnya dengan membukukan perolehan 54,3 poin dibanding Maret yang sebesar 54,8 poin.
Sebetulnya, angka PMI di atas 50 menandakan industri di China masih ekspansif. Namun bulan ini laju pertumbuhannya lebih lambat dibanding bulan sebelumnya.
Data ekonomi di atas tentunya membuat investor khawatir sehingga menahan niat mereka untuk menggelontorkan dana di instrument berisiko.
Pelaku pasar memilih mundur teratur sambil menantikan perkembangan dialog dagang terbaru di AS-China yang dijadwalkan akan kembali dilanjutkan hari ini di Beijing.
Pada hari ini, tidak ada lagi rilis data ekonomi dari China dan Hong Kong.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/tas) Next Article Virus Corona Hantam Bursa China, Nyaris Turun 9%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular