
Trump Paksa OPEC Tambah Produksi, Harga Minyak Rontok
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
29 April 2019 16:37

Singapura, CNBC Indonesia - Harga minyak turun, Senin (29/4/2019), melanjutkan penurunan yang terjadi Jumat pekan lalu. Padahal, harga emas hitam terus naik selama pekan lalu.
Penurunan Senin ini terjadi setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuntut agar kelompok produsen OPEC meningkatkan produksi untuk meredam dampak sanksi AS terhadap Iran.
Minyak mentah berjangka Brent diperdagangkan di US$ 71,66 per barel Senin siang, turun 49 sen atau 0,7% dari harga penutupan terakhirnya.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS dijual di US$ 62,87 per barel, turun 43 sen atau 0,7% dari harga akhir perdagangan sebelumnya.
Kedua harga minyak acuan itu turun sekitar 3% di perdagangan sebelumnya.
Bank ANZ, Senin, mengatakan harga minyak "terpukul setelah Presiden Trump mengindikasikan ia telah berbicara dengan Arab Saudi tentang mengurangi dampak pengurangan ekspor minyak Iran dengan meningkatkan produksi dari negara lain."
Trump, Jumat, mengatakan ia menelepon Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan meminta kartel itu untuk menurunkan harga minyak.
"Harga bahan bakar turun. Saya menelepon OPEC, saya katakan Anda harus menurunkan (harga) nya. Anda harus menurunkannya," kata Trump kepada wartawan, mengutip Reuters.
Pernyataan itu memicu aksi jual, membuat kenaikan harga hanya terbatas di 40% sejak awal tahun.
Kenaikan harga minyak telah mencatatkan momentum pada bulan April setelah Trump memperketat sanksi terhadap Iran dengan mengakhiri semua pengecualian yang sebelumnya diberikan untuk beberapa negara pembeli utama minyak Iran di Asia.
Para traders mengatakan pasar mengalihkan fokusnya pada pengurangan pasokan secara sukarela yang dipimpin oleh klub produsen yang didominasi Timur Tengah dan OPEC sejak awal tahun.
Pemotongan pasokan telah didukung oleh beberapa produsen non-OPEC, terutama Rusia, tetapi analis mengatakan kerja sama ini mungkin tidak akan bertahan melampaui pertemuan antara OPEC dan sekutunya yang lain, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC +, yang rencananya akan diadakan pada Juni.
Rusia mengatakan akan dapat memenuhi kebutuhan permintaan minyak China karena Beijing mencoba mencari sumber minyak lain untuk mengganti impor dari Iran.
"Rusia tampaknya memiliki setiap alasan untuk melanjutkan penambahan tingkat produksi dan itu berarti kita tidak akan melihat OPEC+ setuju untuk memperpanjang pengurangan produksi, dengan alasan untuk menutupi kekurangan dari Iran," kata Edward Moya, analis senior di futures broker OANDA.
Sementara itu, Rusia berharap untuk mengembalikan pasokan pipa minyak ke Eropa tengah dan barat dalam dua minggu, setelah pengirimannya ditangguhkan pekan lalu karena ada masalah kualitas minyak mentahnya.
(prm) Next Article Harga Minyak Dunia Versi Bank Investasi Global
Penurunan Senin ini terjadi setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuntut agar kelompok produsen OPEC meningkatkan produksi untuk meredam dampak sanksi AS terhadap Iran.
Minyak mentah berjangka Brent diperdagangkan di US$ 71,66 per barel Senin siang, turun 49 sen atau 0,7% dari harga penutupan terakhirnya.
Kedua harga minyak acuan itu turun sekitar 3% di perdagangan sebelumnya.
Bank ANZ, Senin, mengatakan harga minyak "terpukul setelah Presiden Trump mengindikasikan ia telah berbicara dengan Arab Saudi tentang mengurangi dampak pengurangan ekspor minyak Iran dengan meningkatkan produksi dari negara lain."
Trump, Jumat, mengatakan ia menelepon Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan meminta kartel itu untuk menurunkan harga minyak.
"Harga bahan bakar turun. Saya menelepon OPEC, saya katakan Anda harus menurunkan (harga) nya. Anda harus menurunkannya," kata Trump kepada wartawan, mengutip Reuters.
Pernyataan itu memicu aksi jual, membuat kenaikan harga hanya terbatas di 40% sejak awal tahun.
Kenaikan harga minyak telah mencatatkan momentum pada bulan April setelah Trump memperketat sanksi terhadap Iran dengan mengakhiri semua pengecualian yang sebelumnya diberikan untuk beberapa negara pembeli utama minyak Iran di Asia.
Para traders mengatakan pasar mengalihkan fokusnya pada pengurangan pasokan secara sukarela yang dipimpin oleh klub produsen yang didominasi Timur Tengah dan OPEC sejak awal tahun.
![]() |
Pemotongan pasokan telah didukung oleh beberapa produsen non-OPEC, terutama Rusia, tetapi analis mengatakan kerja sama ini mungkin tidak akan bertahan melampaui pertemuan antara OPEC dan sekutunya yang lain, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC +, yang rencananya akan diadakan pada Juni.
Rusia mengatakan akan dapat memenuhi kebutuhan permintaan minyak China karena Beijing mencoba mencari sumber minyak lain untuk mengganti impor dari Iran.
"Rusia tampaknya memiliki setiap alasan untuk melanjutkan penambahan tingkat produksi dan itu berarti kita tidak akan melihat OPEC+ setuju untuk memperpanjang pengurangan produksi, dengan alasan untuk menutupi kekurangan dari Iran," kata Edward Moya, analis senior di futures broker OANDA.
Sementara itu, Rusia berharap untuk mengembalikan pasokan pipa minyak ke Eropa tengah dan barat dalam dua minggu, setelah pengirimannya ditangguhkan pekan lalu karena ada masalah kualitas minyak mentahnya.
(prm) Next Article Harga Minyak Dunia Versi Bank Investasi Global
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular