Terlemah Ketiga Asia, Rupiah Sudah 'Mantap' di Zona Merah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 April 2019 12:40
China Ikut Bebani Rupiah
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Investor sepertinya agak gamang untuk masuk ke pasar keuangan Asia, antara mau dan tidak mau. Di satu sisi, ada kabar melegakan dari China. Presiden China Xi Jinping menegaskan bahwa Beijing akan berupaya sekuat tenaga untuk menjaga stabilitas nilai tukar yuan. 

"China tidak akan sengaja melemahkan nilai tukar, tetapi terus menjaga mekanisme pembentukan nilai tukar agar tetap stabil dan seimbang," tegas Xi dalam pidato di acara pertemuan Belt and Road Initiative, mengutip Reuters. 

Stabilitas nilai tukar yuan akan membuat perekonomian China lebih sehat. Sehatnya ekonomi China berarti kemakmuran bagi Asia, karena Negeri Tirai Bambu adalah perekonomian nomor 1 di Benua Kuning. 

Namun di sisi lain, investor cemas pernyataan Xi direspons negatif oleh AS. Maklum, isu nilai tukar adalah salah satu penyebab perang dagang AS-China. Washington menuding Beijing memanipulasi nilai tukar, melemahkan yuan dengan sengaja, agar ekspor tetap kompetitif. 

Pernyataan Xi yang berkomitmen menjaga stabilitas yuan bisa diartikan bahwa pemerintah dan bank sentral tidak akan melepas intervensinya. Bisa-bisa pernyataan ini diprotes oleh AS, dan mempersulit perundingan menuju damai dagang. 

Oleh karena itu, pernyataan Xi membuat investor agak hati-hati. Hasilnya adalah mata uang Asia bergerak mixed terhadap dolar AS. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular