
Mau Beli Saham Bali United? Ini Harga yang Ditawarkan
hps, CNBC Indonesia
26 April 2019 12:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Klub sepak bola Bali United di bawah bendera PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) resmi menawarkan saham ke publik (initial public offering/IPO). Menurut penjamin emisi efek, yang menangani IPO Bali United, harga saham di pasar perdana di tawarkan pada kisaran harga Rp 140/unit-Rp 170/unit.
"Perkembangan terakhir, kisaran penawaran harga sekitar Rp 140-Rp 170/unit. Ini masih bergerak terus belum final," kata Direktur Utama Kresna Sekuritas Octavianus Budianto yang menjadi penjamin emisi, kepada CNBC Indonesia, Jumat (26/04/2019).
Dari dari harga penawaran per unit tersebut, maka Bali United diestimasi bisa menghimpun dana dari publik senilai Rp 280 miliar hingga Rp 340 miliar. Perusahaan berencana melepaskan sebanyak 2 miliar saham atau setara 33,33% dari modal ditempatkan dan disetor penuh, dimana nilai nominal yang tercatat adalah Rp 10/unit saham.
Dalam prospektus yang dipublikasikan perusahaan Jumat (26/4/2019), perseroan sudah menunjuk dua penjamin pelaksana emisi efek yakni PT Kresna Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas Indonesia (broker terafiliasi), sementara penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.
Masa penawaran awal dilakukan pada 26 April hingga 7 Mei 219, sementara perkiraan tanggal pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 15 Mei.
Adapun jadwal masa penawaran umum diagendakan pada 17 Mei hingga 21 Mei 2019, sementara perkiraan jadwal pencatatan di Bursa Efek Indonesia pada 27 Mei mendatang.
Kegiatan utama BOLA saat ini dibagi dalam 3 segmen, mencakup manajemen klub sepak bola profesional, sport agency dan kafe atau restoran.
Aktifitas bisnis pada manajemen klub sepak bola termasuk di dalamnya pengelolaan, akademi sepak bola usia muda, penjualan jersey dan merchandise klub. Sedangkan untuk bisnis sport agency meliputi penyediaan sponsor, video streaming pertandingan sepak bola, dan pembuatan video iklan sponsor.
Dana segar yang terkumpul dari IPO tersebut rencananya akan digunakan untuk mengembangkan bisnis BOLA.
Sekitar 80% rencananya akan digunakan untuk belanja modal seperti pengembangan fasilitas, perekrutan pemain atau pelatih, penyelenggaraan acara, pengembangan akademi dan ekspansi outlet Bali United Store.
Di lain pihak, dalam tiga tahun belakangan, kinerja keuangan perseroan cukup memuaskan.
Sepanjang tahun lalu, perusahaan berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan hingga 119,42% year-on-year (YoY) menjadi Rp 115,2 miliar. Pendapatan tahun lalu dapat tumbuh fantastis karena ada peningkatan harga tiket yang naik hampir 43% menjadi Rp 50.000.
Terlebih lagi sepanjang tahun 2018, jumlah penonton dan pertandingan yang dilangsungkan juga meningkat cukup signifikan.
Selain itu, BOLA juga mencatatkan peningkatan sponsor karena Bali United tergabung dalam Asian Football Confederation (Asosiasi Sepak Bola Asia dan Australia) dan menjadi runner-up pada Liga 1 tahun 2017.
Lebih lanjut, kinerja bottom line (laba) perusahaan bahkan lebih mentereng. Bagaimana tidak, tahun lalu laba bersih meningkat hampir 9 kali lipat (885,89% secara tahunan) menjadi Rp 4,75 miliar.
Laju pertumbuhan laba bersih BOLA tokcer karena beban keuangan perusahaan dapat ditekan setelah perusahaan mampu melunasi beberapa utang pada pihak berelasi.
Faktor pendukung lainnya adalah peningkatan keuntungan lainnya yang diperoleh dari keuntungan atas realisasi penarikan investasi jangka pendek untuk unit reksadana yang dimiliki BOLA.
Melihat kinerja laba perusahaan, berinvestasi pada emiten satu ini tampaknya menarik untuk dilakukan. Namun, pelaku pasar harus tetap berhati-hati karena pendapatan utama perusahaan terutama bergantung pada penjualan tiket dan jumlah pertandingan.
Jika, performa Bali United menurun, pastinya jumlah pertandingan yang diikuti otomatis terpangkas. Alhasil, pendapatan yang didapat juga ikut terseret.
Saksikan video mengenai Bali United berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(hps/prm) Next Article Baru IPO Saham Bali United Terkena Auto Reject Atas
"Perkembangan terakhir, kisaran penawaran harga sekitar Rp 140-Rp 170/unit. Ini masih bergerak terus belum final," kata Direktur Utama Kresna Sekuritas Octavianus Budianto yang menjadi penjamin emisi, kepada CNBC Indonesia, Jumat (26/04/2019).
Dari dari harga penawaran per unit tersebut, maka Bali United diestimasi bisa menghimpun dana dari publik senilai Rp 280 miliar hingga Rp 340 miliar. Perusahaan berencana melepaskan sebanyak 2 miliar saham atau setara 33,33% dari modal ditempatkan dan disetor penuh, dimana nilai nominal yang tercatat adalah Rp 10/unit saham.
Masa penawaran awal dilakukan pada 26 April hingga 7 Mei 219, sementara perkiraan tanggal pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 15 Mei.
Adapun jadwal masa penawaran umum diagendakan pada 17 Mei hingga 21 Mei 2019, sementara perkiraan jadwal pencatatan di Bursa Efek Indonesia pada 27 Mei mendatang.
Kegiatan utama BOLA saat ini dibagi dalam 3 segmen, mencakup manajemen klub sepak bola profesional, sport agency dan kafe atau restoran.
Aktifitas bisnis pada manajemen klub sepak bola termasuk di dalamnya pengelolaan, akademi sepak bola usia muda, penjualan jersey dan merchandise klub. Sedangkan untuk bisnis sport agency meliputi penyediaan sponsor, video streaming pertandingan sepak bola, dan pembuatan video iklan sponsor.
![]() |
Dana segar yang terkumpul dari IPO tersebut rencananya akan digunakan untuk mengembangkan bisnis BOLA.
Sekitar 80% rencananya akan digunakan untuk belanja modal seperti pengembangan fasilitas, perekrutan pemain atau pelatih, penyelenggaraan acara, pengembangan akademi dan ekspansi outlet Bali United Store.
Di lain pihak, dalam tiga tahun belakangan, kinerja keuangan perseroan cukup memuaskan.
Sepanjang tahun lalu, perusahaan berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan hingga 119,42% year-on-year (YoY) menjadi Rp 115,2 miliar. Pendapatan tahun lalu dapat tumbuh fantastis karena ada peningkatan harga tiket yang naik hampir 43% menjadi Rp 50.000.
Terlebih lagi sepanjang tahun 2018, jumlah penonton dan pertandingan yang dilangsungkan juga meningkat cukup signifikan.
Selain itu, BOLA juga mencatatkan peningkatan sponsor karena Bali United tergabung dalam Asian Football Confederation (Asosiasi Sepak Bola Asia dan Australia) dan menjadi runner-up pada Liga 1 tahun 2017.
Lebih lanjut, kinerja bottom line (laba) perusahaan bahkan lebih mentereng. Bagaimana tidak, tahun lalu laba bersih meningkat hampir 9 kali lipat (885,89% secara tahunan) menjadi Rp 4,75 miliar.
Laju pertumbuhan laba bersih BOLA tokcer karena beban keuangan perusahaan dapat ditekan setelah perusahaan mampu melunasi beberapa utang pada pihak berelasi.
Faktor pendukung lainnya adalah peningkatan keuntungan lainnya yang diperoleh dari keuntungan atas realisasi penarikan investasi jangka pendek untuk unit reksadana yang dimiliki BOLA.
Melihat kinerja laba perusahaan, berinvestasi pada emiten satu ini tampaknya menarik untuk dilakukan. Namun, pelaku pasar harus tetap berhati-hati karena pendapatan utama perusahaan terutama bergantung pada penjualan tiket dan jumlah pertandingan.
Jika, performa Bali United menurun, pastinya jumlah pertandingan yang diikuti otomatis terpangkas. Alhasil, pendapatan yang didapat juga ikut terseret.
Saksikan video mengenai Bali United berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(hps/prm) Next Article Baru IPO Saham Bali United Terkena Auto Reject Atas
Most Popular