Menakar Cuan Saham IPO Bali United, Simak Kinerja Keuangannya

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
26 April 2019 11:11
Perusahaan akan melepaskan sebanyak 2 miliar juta saham atau setara 33,33% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemilik klub sepak bola Bali United, PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA), hari ini resmi melaksanakan Initial Public Offering (IPO) atau Penawaran Umum Perdana Saham. Dengan demikian, perusahaan menjadi emiten sepak bola pertama yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Perusahaan akan melepaskan sebanyak 2 miliar juta saham atau setara 33,33% dari modal ditempatkan dan disetor penuh, dimana nilai nominal yang tercatat adalah Rp 10/unit saham.


Lalu sisanya, akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan pada anak usaha perusahaan.

Nah, sebagai investor tentunya penting untuk memahami aktifitas bisnis apa saja dan bagaimana kinerja keuangan perusahaan belakangan ini.

Berdasarkan prospektus IPO Bali United, dijabarkan bawha kegiatan utama BOLA saat ini dibagi dalam 3 segmen, mencakup manajemen klub sepak bola profesional, sport agency dan kafe atau restoran.

Aktifitas bisnis pada manajemen klub sepak bola termasuk di dalamnya pengelolaan, akademi sepak bola usia muda, penjualan jersey dan merchandise klub. Sedangkan untuk bisnis sport agency meliputi penyediaan sponsor, video streaming pertandingan sepak bola, dan pembuatan video iklan sponsor.

Dana segar yang terkumpul dari IPO tersebut rencananya akan digunakan untuk mengembangkan bisnis BOLA. 

Sekitar 80% rencananya akan digunakan untuk belanja modal seperti pengembangan fasilitas, perekrutan pemain atau pelatih, penyelenggaraan acara, pengembangan akademi dan ekspansi outlet Bali United Store.

Di lain pihak, dalam tiga tahun belakangan, kinerja keuangan perseroan cukup memuaskan.

Sepanjang tahun lalu, perusahaan berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan hingga 119,42% year-on-year (YoY) menjadi Rp 115,2 miliar. Pendapatan tahun lalu dapat tumbuh fantastis karena ada peningkatan harga tiket yang naik hampir 43% menjadi Rp 50.000.

Terlebih lagi sepanjang tahun 2018, jumlah penonton dan pertandingan yang dilangsungkan juga meningkat cukup signifikan.

Selain itu, BOLA juga mencatatkan peningkatan sponsor karena Bali United tergabung dalam Asian Football Confederation (Asosiasi Sepak Bola Asia dan Australia) dan menjadi runner-up pada Liga 1 tahun 2017.

Lebih lanjut, kinerja bottom line (laba) perusahaan bahkan lebih mentereng. Bagaimana tidak, tahun lalu laba bersih meningkat hampir 9 kali lipat (885,89% secara tahunan) menjadi Rp 4,75 miliar.

Laju pertumbuhan laba bersih BOLA tokcer karena beban keuangan perusahaan dapat ditekan setelah perusahaan mampu melunasi beberapa utang pada pihak berelasi.

Faktor pendukung lainnya adalah peningkatan keuntungan lainnya yang diperoleh dari keuntungan atas realisasi penarikan investasi jangka pendek untuk unit reksadana yang dimiliki BOLA.

Melihat kinerja laba perusahaan, berinvestasi pada emiten satu ini tampaknya menarik untuk dilakukan. Namun, pelaku pasar harus tetap berhati-hati karena pendapatan utama perusahaan terutama bergantung pada penjualan tiket dan jumlah pertandingan.

Jika, performa Bali United menurun, pastinya jumlah pertandingan yang diikuti otomatis terpangkas. Alhasil, pendapatan yang didapat juga ikut terseret.

Menakar Cuan Saham IPO Bali United, Simak Kinerja KeuangannyaFoto: Bali United


TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Revenue Tertekan Corona, Bali United Dorong Kegiatan Online

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular